SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 61 wanita harapan asal Jatim dipulangkan dari Kabupaten Jayapura Papua. Selama ini, mereka dipekerjakan di Tanjung Elmo Kampung Asel Kecil Distrik Sentani Timur Jayapura. Diberangkatkan dari Jayapura, menggunakan Kapal Gunung Dempo menuju Pelabuhan Tanjung Perak. Perjalanan ditempuh selama lima hari mulai 21–26 Agustus 2015.
Wanita harapan tersebut berasal dari beberapa kabupaten-kota di Jatim seperti Kabupaten Probolinggo 1 orang, Gresik 1, Tulungangung 5, Nganjuk 1, Bojonegoro 3, Bondowoso 1, Kabupaten Kediri 4, Kabupaten Mojokerto 2, Jombang 1, Lamongan 1, Lumajang 3, Kabupaten Pasuruan 5, Surabaya 5, Jember 1,Banyuwangi 4, Kabupaten Blitar 4, dan Kabupaten Malang 14 orang.
Baca Juga: Kanwil DJP Jatim II Gelar Media Gathering, Apa yang Dibahas?
Kedatangan para wanita harapan tersebut diterima langsung oleh Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat, Hizbul Wathan didampingi Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Pemprov Jatim, Indera Istianto SH MM di Pelabuhan Tanjung Perak Gudang 100 Terminal Penumpang Sementara.
Hizbul menuturkan, wanita harapan tersebut sebelum dipulangkan akan diberikan pengarahan terlebih dahulu. Salah satunya dilakukan check up. Hal itu untuk mengantisipasi apabila ada salah satu wanita harapan yang terindikasi terkena penyakit menular Human Immunodeficiency Virus (HIV).
"Apabila ditemukan yang positif HIV akan diberikan perawatan lebih lanjut agar tidak menyebar ke mana-mana,” ujarnya. Setelah dilakukan check up, ke-61 wanita harapan diberikan bantuan uang tunai Rp 5 juta dari Pemkab Jayapura dan tabungan sebesar Rp 5,050 juta dari Kemensos RI.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Sedangkan bantuan dari Pemprov Jatim akan diberikan ketika sudah ada data dari kabupaten-kota yang berisi tentang berbagai kebutuhan para wanita harapan tersebut.
“Pemprov Jatim akan berkoordinasi dengan kabupaten-kota mengenai bantuan apa yang layak untuk mereka. Sebelumnya akan dilakukan pembinaan dan pelatihan oleh kabupaten-kota, baru akan ketemu data yang dibutuhkan.
Selanjutnya, akan ditindaklanjuti dengan koordinasi dengan Gubernur Jatim mengenai bantuan tersebut. Pastinya, pelatihan dan bantuan untuk wanita harapan diutamakan yang bermanfaat,” papar Hizbul.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Ditambahkannya, Pemprov Jatim tidak serta merta menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada kabupaten-kota saja, akan tetapi dilakukan pembinaan dan pemantauan. Hal yang diutamakan adalah mengembalikan wanita harapan agar bisa diterima dan berinteraksi dengan masyarakat seperti biasa.
“Kabupaten-kota harus membantu agar mereka bisa diterima dengan tangan terbuka seperti saudara sendiri. Caranya dengan menyapa wanita harapan agar ada kesejukan hati di wilayahnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Pemprov Jatim, Indera Istianto SH MM mengatakan sebelumnya ada sekitar 277 wanita harapan yang telah pulang sendiri tanpa bantuan dari pemprov.
Baca Juga: Silaturahmi Pj Gubernur Jatim, Kapolri dan Panglima TNI Singgung Insiden Berdarah di Sampang
“Dengan pulangnya 61 wanita harapan ini akan membantu pemerintah dalam hal membersihkan semua wilayah dari praktik prostitusi,” ucapnya. (nis/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News