MADIUN, BANGSAONLINE.com - Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, mengungkapkan sejumlah prestasi Jawa Timur saat dipimpin Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak. Diantaranya penurunan kemiskinan ekstrem.
Berdasarkan Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) per Maret 2024 tercatat, pada tahun 2020 kemiskinan ekstrem Jatim mencapai 4,40 persen atau 1.812.210 jiwa penduduk. Tapi per Maret 2024, kemiskinan ekstrem Jawa Timur berada di angka 0,66 persen atau 268.645 jiwa penduduk.
Baca Juga: Barisan Jawara Deklarasi Dukung Khofifah-Emil
Jadi, menurut survei tersebut, terjadi penurunan drastis, dari 4,40% ke 0,66%.
Kiai Asep juga mengajak para kiai menjadikan pemilihan gubernur Jawa Timur 2024 sebagai momentum untuk menorehkan sejarah perjuangan dalam rangka mewujudkan puncak idealisme.
Menurut Kiai Asep, simbol idealisme kita adalah Khofifah Indar Parawansa. Karena Khofifah Indar Parawansa memiliki persyaratan paling lengkap sebagai pemimpin atau gubernur Jawa Timur dibanding dua pasangan calon gubernur lainnya.
Baca Juga: Masyarakat Banjiri Kampanye Tatap Muka Pasangan Mubarok
“Alangkah bahagianya kita memiliki figur Ibu Khofifah yang menjadi simbol idealisme,” kata Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dalam acara Rapat Konsolidasi Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) Wilayah Mataraman dalam rangka Pemenangan Khofifah Emil di Hotel Aston Madiun, Ahad (6/10/2024).
“Dalam pemahaman keagamaan idealisme kita adalah ahlussunnah waljamaah. Sedangkan dalam pemahaman pemerintahan baldatun thayyibatun warabbun ghafur,” kata Kiai Asep lagi.
Kiai Asep menunjukkan keunggulan figur Khofifah dibanding dua paslon lainnya. Yaitu terkait rekam jejak, kapasitas, wawasan dan keilmuwannya.
Baca Juga: Khofifah Ajak Generasi Muda Cintai dan Lestarikan Wayang
Menurut Kiai Asep, Khofifah selalu mengutip kaidah fiqh yang selalu dipidatokan Gus Dur. Yaitu Tasyarraful imam ‘alarraiyah manutun bil maslahah.
“Bahwa kebijakan seorang pemimpin harus diorientasikan kepada kemasalahatan rakyatnya,” kata Kiai Asep.
Kiai Asep sangat yakin Khofifah-Emil menang. Tapi Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu tak menginginkan sekedar menang.
Baca Juga: Di Pasar Kedung Maling, Kiai Asep Borong Ikan, Daging Ayam, Sayur, Kerupuk, dan Bubur
“Tapi menang multak, 90%,” kata Kiai Asep yang langsung disambut tepuk tangan para kiai dan pengurus JKSN se-Mataraman.
Untuk apa? “Untuk meningkatkan kapasitas dan legitimasi bahwa ibu Khofifah memang seorang pemimpin yang dicintai rakyat Jawa Timur,” kata Kiai Asep.
Sekedar informasi, hasil survei Indikator Politik Indonesia terbaru mengungkapkan bahwa tingkat kesukaan rakyat Jawa Timur terhadap Khofifah mencapai 92.7 %. Jauh meninggalkan Tri Rismaharini yang hanya 62,8%.
Baca Juga: Kiai Asep Tebar Kebaikan di Pasar Kedung Maling
Begitu juga dari segi elektabilitas. Pasangan Khofifah-Emil meraih 61,2%, sedangkan Risma-Gus Hans hanya 26% dan Luluk-Lukman 2.2%.
Sementara Khofifah sangat mengapresiasi semangat para kiai, terutama Kiai Asep Saifuddin Chalim.
“Beliau ini tak terlalu fit. Tapi semangatnya mengalahkan kita,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU itu mengawali pidatonya.
Baca Juga: Sowan ke Tokoh Agama GKJW di Balewiyata Malang, Khofifah Napak Tilas Perjuangan Gus Dur
Khofifah juga mengucapkan terimakasih kepada Prof Dr KH Ridwan Nasir, mantan Rektor UINSA Surabaya yang juga aktif membantu pemenangan Khofifah-Emil.
Selain itu juga kepada Muhammad Ghofirin yang juga Sekjen JKSN.
Di depan ratusan kiai yang datang dari berbagai kota dan kabupaten se-Mataraman itu Khofifah banyak mengungkapkan tentang relasi religiusitas dan spiritualitasnya, terutama dengan Prof Dr Syaikh Fadhil Al Jilani, cucu ke-25 Syekh Abdul Qadir Al-Jilani yang lahir pada 1954 di Desa Jimzarok, Provinsi Qurtalan Timur, Negara Turki.
Baca Juga: Kiai Asep Support Mubarok Berangus KKN Demi Wujudkan Mojokerto yang Adil, Makmur, dan Sejahtera
Syaikh Fadhil adalah ulama tasawuf sekaligus akademisi dan peneliti yang menemukan manuskrip atau tafsir Al Quran 30 juz karya Syaikh Abdul Qodir Al Jilani yang selama 800 tahun menghilang dan baru ditemukan secara utuh di Vatikan.
Khofifah juga menceritakan tentang relasinya dengan Shaikh Afifuddin Bin Abdul Qadir Mansoor Al Jailani yang juga cicit Syaikh Abdul Qadir Al Jilani. Syaikh Afifuddin juga ulama besar asal Baghdad, Irak.
Khofifah juga mengungkap capaian Jawa Timur tentang manufaktur. Menurut gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu, dalam hal manufaktur Jawa Timur bukan hanya mengalahkan capaian nasional tapi juga negara maju seperti Jerman.
Baca Juga: Sapa Pedagang di Pasar Besar Malang, Khofifah Panen Doa untuk Menang di Pilgub Jatim 2024
“Jerman hampir 31 %, Jawa Timur per Mei sudah 35%,” kata Khofifah.
“Tapi belum terpublish secara maksimal,” tambah Khofifah.
Capaian prestasi itu, menurut Khofifah, berkat doa atau upaya spiritual. Yang diistilahkan dengan mengetuk pintu langit.
Ia mencontohkan proyek pengolahan dan pemurnian (smelter) milik PT Freeport Indonesia yang sempat dikabarkan akan dipindah ke daerah lain. Khofifah langsung mengajak OPD untuk berpuasa selama 41 hari. Doa Khofifah dan orang-orang di sekelilingnya terkabul. Proyek itu tak jadi dipindah.
“Ini karena gubernurnya santri,” kata Khofifah yang lagi-lagi disambut tepuk tangan kiai.
Proyek itu menempati lahan 104 hektar dengan investasi Rp 56 triliun.
“Ketika proyek ini jadi. Tak boleh warga Jatim jadi penonton,” tegas Khofifah.
Karena itu Khofifah juga merintis kerjasama dengan lembaga pendidikan luar negeri, termasuk dengan London Inggris, untuk membangun SDM unggul ke depan.
Acara itu diakhiri doa yang dipimpin Prof Dr KH Ridwan Nasir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News