SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Angka kemiskinan yang masih tinggi di Kabupaten Mojokerto menjadi isu panas dalam debat publik pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Mojokerto di JTV Jalan A Yani Surabaya, Senin (14/10/2024) malam.
Acara debat terbuka bertema Strategi Pembangunan Daerah dalam Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Mojokerto itu digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mojokerto.
Baca Juga: KPU Kabupaten Mojokerto Gelar Pleno, Ketua Tim Pemenangan Pasangan Mubarok Yakin Menang
Acara debat kandidat itu diikuti pasangan calon bupati dan wakil bupati Mojokerto nomor urut 1 Ikfina Fahmawati-Sa’dulloh Syarofi (Idola) dan paslon nomor urut 2 Dr Muhammad Albarraa-dr Muhammad Rizal Octavian (Mubarok).
Memanasnya angka kemiskinan itu dipantik pertanyaan panelis yang dibacakan oleh presenter JTV Agnes Santoso. Menurut panelis, berdasarkan data BPS, pada Maret 2024, angka kemiskinan di pedesaan Kabupaten Mojokerto berada pada 11,79%, sementara angka kemiskinan di perkotaan 7,09%.
Ini berarti ada disparitas jelas. Disparitas adalah perbedaan atau kesenjangan yang signifikan antara pedesaan dan perkotaan.
Baca Juga: Menang Telak, Gus Barra-Rizal 53,38 %, Ikfina-Gus Dollah 46,62%, Ini Data Lengkap Suara 18 Kecamatan
Menurut panelis, selama ini pemerintah Kabupaten Mojokerto sering fokus pada pembangunan infrastruktur sebagai solusi utama pengentasan kemiskinan. Padahal pembangunan infrastruktur seringkali tak memberikan dampak langsung terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Gus Barra mengeritik pembangunan yang hanya fokus pada infrastruktur. Menurut dia, pembangunan tak boleh mengabaikan kesejahteraan masyarakat. Ia menilai pemerintah Kabupaten Mojokerto selama ini cenderung jor-joran dalam membangun infrastruktur. Sementara kesejehateraan masyarakat dan kualitas manusianya diabaikan.
Karena itu Gus Barra akan menciptakan lapangan kerja dan mempermudah izin usaha bagi para investor. Ia juga akan melakukan optimalisasi UMKM. Bahkan akan menciptakan 10 usahawan desa dan kelurahan tiap tahunnya.
Baca Juga: Dilaporkan Tim Ikfina ke Bawaslu, Kiai Asep: Saya Mundur dari ASN karena Masuk TKN Prabowo
“Artinya, kami serius untuk mengentas kemiskinan,” kata alumnus Univeristas Al Azhar Mesir dan Universitas Diponegoro Bandung itu.
Secara umum, angka kemiskinan di Kabupaten Mojokerto memang tergolong cukup tinggi, sebesar 9,37%. Ikfina selaku bupati Mojokerto mengklaim fokus pada penurunan kemiskinan esktrem.
Angka kemiskinan Kabupaten Mojokerto makin jelas lamban penurunannya jika dibanding dengan kabupaten tetangga, Sidoarjo dan Jombang.
Baca Juga: Wujudkan Harkamtibmas, Polres Mojokerto Gelar Patroli
Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan di Sidoarjo pada Maret 2024 hanya 4,53% dari total penduduk.
Sementara angka kemiskinan di Jombang, juga berdasarkan data BPSpada bulan Maret 2024 sebsar 8,60%. Jadi dari tiga kabupaten itu angka kemiskinan Kabupaten Mojokerto paling tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News