Angka Kemiskinan Tinggi, Jadi Isu Panas Debat Kandidat Pilbup Mojokerto

Angka Kemiskinan Tinggi, Jadi Isu Panas Debat Kandidat Pilbup Mojokerto Paslon nomor urut 2 Dr Muhammad Albarraa-dr Muhammad Rizal Octavian (Mubarok) dalam acara debar terbuka di JTV, Senin (14/10/2024). Foto: bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Angka kemiskinan yang masih tinggi di Kabupaten Mojokerto menjadi isu panas dalam debat publik pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Mojokerto di JTV Jalan A Yani Surabaya, Senin (14/10/2024) malam.

Acara debat terbuka bertema Strategi Pembangunan Daerah dalam Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Mojokerto itu digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mojokerto.

Baca Juga: Gemakan Shalawat Badar, Ribuan Relawan Gus Barra-Rizal Semarakkan Debat Publik Pilbup Mojokerto

Acara itu diikuti pasangan calon bupati dan wakil bupati Mojokerto nomor urut 1 Ikfina Fahmawati-Sa’dulloh Syarofi (Idola) dan paslon nomor urut 2 Dr Muhammad Albarraa-dr Muhammad Rizal Octavian (Mubarok).

Memanasnya itu dipantik pertanyaan panelis yang dibacakan oleh presenter JTV Agnes Santoso. Menurut panelis, berdasarkan data BPS, pada Maret 2024, di pedesaan Kabupaten Mojokerto berada pada 11,79%, sementara di perkotaan 7,09%.

Ini berarti ada disparitas jelas. Disparitas adalah perbedaan atau kesenjangan yang signifikan antara pedesaan dan perkotaan.

Baca Juga: Kampanye Gus Barra di Kemlagi Heboh, Kiai Asep Tebas Warung, Warga Berebut Bakso dan Kelapa Muda

Menurut panelis, selama ini pemerintah Kabupaten Mojokerto sering fokus pada pembangunan infrastruktur sebagai solusi utama pengentasan kemiskinan. Padahal pembangunan infrastruktur seringkali tak memberikan dampak langsung terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Gus Barra mengeritik pembangunan yang hanya fokus pada infrastruktur. Menurut dia, pembangunan tak boleh mengabaikan kesejahteraan masyarakat. Ia menilai pemerintah Kabupaten Mojokerto selama ini cenderung jor-joran dalam membangun infrastruktur. Sementara kesejehateraan masyarakat dan kualitas manusianya diabaikan.

Karena itu Gus Barra akan menciptakan lapangan kerja dan mempermudah izin usaha bagi para investor. Ia juga akan melakukan optimalisasi UMKM. Bahkan akan menciptakan 10 usahawan desa dan kelurahan tiap tahunnya.

Baca Juga: APBD Pemkab Mojokerto Rp 2,7 Triliun, Tapi 92.000 BPJS Warga Dinonaktifkan

“Artinya, kami serius untuk mengentas kemiskinan,” kata alumnus Univeristas Al Azhar Mesir dan Universitas Diponegoro Bandung itu.

Secara umum, di Kabupaten Mojokerto memang tergolong cukup tinggi, sebesar 9,37%. Ikfina selaku bupati Mojokerto mengklaim fokus pada penurunan kemiskinan esktrem.

Angka kemiskinan Kabupaten Mojokerto makin jelas lamban penurunannya jika dibanding dengan kabupaten tetangga, Sidoarjo dan Jombang.

Baca Juga: Elektabilitas Barra-Rizal Terus Naik, Kini 61,2%, Tinggalkan Ikfina-Dollah, 35,7%

Berdasarkan data BPS, di Sidoarjo pada Maret 2024 hanya 4,53% dari total penduduk.

Sementara di Jombang, juga berdasarkan data BPSpada bulan Maret 2024 sebsar 8,60%. Jadi dari tiga kabupaten itu Kabupaten Mojokerto paling tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO