BANGKALAN,BANGSAONLINE.com - Badan Silaturrahmi Ulama dan Pesantren Madura (Bassra) menggelar bedah buku dengan judul 'Sejarah Bassra, Potret Perjuangan Ulama Madura', di Gedung Moh. Nur Universitas Trunojoyo Madura UTM), Bangkalan, Kamis (24/10/2024).
Buku yang dibedah adalah hasil karya Prof.Dr.Moh.Zahid M.Ag, beserta timnya yang mengulas tentang sejarah perjuangan Bassra dan Madura dalam bingkai keislaman, Indonesia dan Madura.
Baca Juga: Mahasiswa Hingga Rektor UTM Unjuk Rasa, Desak Polres Bangkalan Hukum Mati Pelaku Pembakar Mahasiswi
Dr. Iskandar Dzulkarnain M.Si, Dosen Sosiologi Madura FISIB UTM dan Kepala Pusat Penelitian dan Inovasi Sosial Budaya LPPM UTM, salah satu pembedah buku mengkritisi buku tersebut.
Dr.Iskandar Dzulkarnain menjelaskan, buku tersebut lebih banyak bercerita tentang lahirnya dan peran ulama Bassra.
Seharusnya, kata dia, peran ulama dan kiai terkait tranportasi sosial-politik belum tergambar dengan baik. Isi buka hanya memuat peran Bassra di masa lalu. Seperti Bassra tentang pembangunan jembatan Suramadu, konflik sambas dan isu LDII.
Baca Juga: Bedah Buku KH Hasyim Asyari: Pemersatu Umat Islam Indonesia, Khofifah: Dahysat Secara Substansi
Dalam paparanya, Dzulkarnain menyebut substansi buku belum membahas peran ulama dalam menyikapi masalah modern saat ini.
"Karena peran ulama dan kyai besar di Pulau Madura seperti saat industralisasi, alih fungsi lahan masuk ke Madura, generasi muda tidak lagi minat menjadi petani serta semakin berkurangnya lahan di Madura belum dibahas banyak dalam buku Potret Perjuangan Ulama Bassra," ujarnya.
Baca Juga: Peringati Bulan Bakti Kesehatan Nasional, Ponpes Wali Barokah Kediri Gelar Baksos dan Webinar
Namun Dzulkarnain mengapresiasi terbitnya buku tersebut sebagai awal yang baik. Ia berharap akan ada lanjutan buku-buku terkait perjuangan Bassra dalam konteks kekinian.
Pembedah juga mengapresisasi terbitnya buku tersebut untuk menambah literasi budaya menulis atau mencatat sejarah.
"Apalagi generasi hari ini masih banyak tidak tahu siapa Bassra, dan siapa pendirinya," tegasnya.
Baca Juga: Kolaborasi dengan UTM, Pemkab Pamekasan Launching Produk Program Matching Fund 2024
ia berpesan agar tokoh ulama sentral di Madura untuk bersatu melepas ego sektoralnya agar peradaban masa jaya madura terealisasikan.
Dalam kegiatan bedah buku Sejarah Bassra, hadir seluruh pengurus Bassra, ulama dan kiai dari ke empat kabupaten di Madura.
Di antaranya Ketua Bassra KH.R.Rofii Baidawi (Pamekasan), KH. Syafi' Rofii (Bangkalan), KH. Moh.Mudassir Badruddin (Pamekasan), KH.Mahrus Abdul Malik (Sampang), KH. Ali Rabini Latif (Pamekasan), KH.Sholahuddin Abd. Waris (Sumenep), KH. Syafiuddin Abd.Wahid (Sampang) dan KH.Muhdlar Abdullah. (uzi/van)
Baca Juga: Sambut Hari Kesehatan Nasional ke-60, LDII Kota Kediri Gelar Germas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News