Dukung Kotak Kosong, Usulan Pemecatan Bagus dan Chumaidy dari Pengurus Belum Turun dari PDIP

Dukung Kotak Kosong, Usulan Pemecatan Bagus dan Chumaidy dari Pengurus Belum Turun dari PDIP Mega Bagus Saputra dan Agus Chumaidy.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - DPD PDIP Jawa Timur belum juga menindaklanjuti usulan DPC terkait pemecatan terhadap dua kadernya, yaitu Sekretaris PAC PDIP Kecamatan Kebomas, Mega Bagus Saputra dan Wakil Ketua BP Pemilu PAC Kecamatan Gresik, Agus Chumaidy.

"Usulan pemecatan belum turun dari DPD," ucap Ketua DPC , Mujid Riduan, saat dikonfirmasi kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (25/10/2024).

Baca Juga: Tim Pemenangan Paslon Yani-Alif Siapkan Kuasa Hukum Hadapi Gugatan Pilkada Gresik di MK

Menurut Noto, DPC sebatas memberikan usulan pemecatan ke DPD. Sementara yang punya wewenang untuk memecat Bagus dan Chumaidy adalah DPD.

Noto mengatakan, DPC bersikap tegas kepada pengurus dan kader yang tidak patuh terhadap keputusan partai dalam menghadapi maupun Pilgub Jawa Timur 2024.

"Pengurus dan kader yang terbukti mbalelo, tidak menjalankan keputusan partai, kami tindak tegas," pungkasnya.

Baca Juga: Tim Pendukung Kotak Kosong Sudah Siapkan Bukti Jelang Sidang Gugatan di MK

Diketahui, usulan pemecatan terhadap Mega Bagus Saputra dan Agus Chumaidy sebelumnya dilayangkan DPC ke DPD PDIP Jatim pada 14 Oktober.

Keduanya diusulkan dipecat dari kepengurusan karena berbeda sikap pada 2024. Bagus dan Medy -panggilan akrab Chumaidy- men atau bumbung kosong pada gelaran 2024.

Sementara DPP PDIP telah memberikan SK rekomendasi dan sebagai partai politik (parpol) pengusul pasangan Cabup dan Cawabup Fandi Akhmad Yani - Asluchul Alif pada 2024.

Baca Juga: Ketua KPU Gresik Beberkan Regulasi dari MK soal Gugatan Pilkada 2024

Usulan pemecetan Bagus dan Medy sebagai sikap tegas terhadap pengurus dan kader yang dianggap tidak patuh dan tak loyal terhadap keputusan partai.

Sebelumnya, Mega Bagus Saputra membenarkan kalau dirinya men pada Pilkada 2024.

"Iya, saya men," katanya.

Baca Juga: 27 Kader PDIP Dipecat, Nama Bagus dan Medy Tak Termasuk

Sementara Agus Chumaidy mengaku lebih memilih kotak kosong karena merasa kondisi tidak sesuai dengan harapannya.

"Saya tidak sepakat dengan satu pasangan calon (paslon) dalam 2024," katanya kepada wartawan.

Menurut Medy, pilkada yang hanya diikuti satu paslon menjadikan demokrasi tidak sehat. Sebab, masyarakat tidak memiliki pilihan calon lain.

Baca Juga: Pasca-Pilkada 2024, PDIP Gresik Solidkan Barisan dengan Konsolidasi Politik

"Untuk itu, saya berharap 2024 bisa diulang jika yang menang kotak kosong. Sehingga, partai partai di Gresik bisa memunculkan banyak calon sebagai pilihan untuk masyarakat," harapnya.

Ditanya soal usulan pemecatan dirinya oleh DPC, Medy mengaku tidak mempersoalkan.

"Saya memasrahkan keputusan kepada partai," tutupnya. (hud/ns)

Baca Juga: Kuasa Hukum Pendukung Kotak Kosong Pilkada Gresik Sebut Sidang Gugatan di MK Bakal Digelar Januari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO