Kisah Nyata Peserta JKN Setelah Sembuh dari Serangan Jantung

Kisah Nyata Peserta JKN Setelah Sembuh dari Serangan Jantung Kantor BPJS Kesehatan di Madiun.

MADIUN, BANGSAONLINE.com - Kurniawan Ade, seorang pria berusia 37 tahun baru saja melalui pengalaman hidup yang menggugah kesadaran. Sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional () dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU), ia berbagi perjalanan dari ruang ICU hingga titik perubahan dalam hidupnya yang kini dipenuhi tekad untuk menjalani hidup lebih sehat.

Tak lama berselang, Ade sempat larikan ke rumah sakit dan langsung masuk Intensive Care Unit (ICU) akibat serangan jantung yang dialaminya. Berkat penanganan medis yang cepat dan dukungan dari program , ia kini bisa kembali berkumpul bersama keluarga meskipun masih dalam pengawasan ketat dari dokter.

Baca Juga: Mahasiswa dari Madiun Bagikan Pengalaman Bergabung dengan JKN: Lebih Tenang Hadapi Biaya Kesehatan

“Kalau sudah terkapar sakit seperti saya, apalagi pernah dirawat intensif di ruang ICU, rasanya sudah tidak bisa melakukan apa-apa selain pasrah, berdoa, dan melakukan apa yang disarankan dokter,” ujarnya, saat dikonfirmasi, Selasa (28/10/2024).

Saat itu, lanjut Ade, di rumah sakit, berbagai pemeriksaan dilakukan, termasuk rekam jantung, foto rontgen, dan tes darah. Hasilnya, ia harus menerima kenyataan bahwa tubuh tengah menyimpan ancaman yang mengintai kesehatannya seperti ada Kolesterol tinggi, tekanan darah tak terkendali, dan pembengkakan pada jantung yang memicu serangan jantung ringan.

“Saya tidak menyangka bahwa pola hidup selama ini membuat kondisi kesehatan saya parah seperti ini,” katanya.

Baca Juga: Meskipun Terlindungi Program JKN, Mahasiswi dari Malang ini Tak Lengah Menjaga Kesehatan

Sembari menjalani proses pemulihan, ia mulai menyusun ulang prioritas hidupnya. Kini, olahraga rutin, istirahat cukup, pola makan yang lebih sehat, dan meninggalkan kebiasaan merokok menjadi bagian penting dari kesehariannya.

“Saya akui selama ini kurang memperhatikan kesehatan. Saya perokok aktif, jarang olahraga, dan sering mengabaikan pola makan. Semua itu kini saya ubah demi kesehatan,” tuturnya penuh tekad.

Baca Juga: Polri Uji Coba Syarat Kepesertaan Aktif JKN bagi Pemohon SIM di Malang Raya

Ade menyadari bahwa biaya pengobatan untuk penyakit serius seperti serangan jantung tentu tidak sedikit. Di waktu yang tepat hadir menanggung seluruh biaya pengobatannya, ia merasa terbantu dan lebih tenang dalam menghadapi proses pemulihan.

Kendati demikian, pengalaman ini memberikan pemahaman baru bahwa memiliki jaminan kesehatan saja tidak cukup.

“Biarpun kita sudah punya payung seperti , tetap saja pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati,” tuturnya.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Malang Permudah Peserta JKN Melalui PANDAWA

Ia berpesan kepada semua orang, sehat itu mahal dan harus dijaga, bahkan jika kita memiliki jaminan kesehatan.

“Sekarang saya sadar, tidak peduli seberapa canggih asuransi yang kita miliki, kesehatan harus kita jaga sendiri dengan pola hidup yang baik,” pungkasnya.

Pengalaman Kurniawan Ade mengingatkan bahwa hidup sehat harus dimulai sejak dini, tanpa harus menunggu gejala penyakit muncul. (adv/fer/mar) 1639

Baca Juga: Sinergi BPJS Kesehatan dan Poltekkes Malang Sukseskan Program JKN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO