SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Strawberry generation atau generasi stroberi merupakan istilah yang mencerminkan generasi muda yang memiliki kemiripan dengan buah stroberi.
"Strawberry kan buah yang bentuknya bagus tetapi lembek. Kalau disikat sedikit, bonyok. Tapi buah itu bagus sekali," jelas Rhenald Kasali selaku Guru Besar Universitas Indonesia.
Baca Juga: Tiket Indonesia Lawan Jepang Mulai Dijual 2 November 2024, Ini Ketentuannya
Istilah generasi stroberi menggambarkan generasi muda yang memiliki potensi luar biasa, namun mudah tertekan.
Orangtua generasi stroberi disebut sebagai "Strawberry parents" yang cenderung memfasilitasi anak-anaknya agar dapat tampil dengan baik.
"Nah, anak-anak sekarang ini karena orangtuanya punya uang, itu bisa dibikin jadi bagus penampilannya. Beli pakaian yang bagus, bahasa inggrisnya bagus, bisa keren menciptakan dirinya di media sosial, bisa foto lalu diedit," tutur Rhenald.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini 31 Oktober 2024
Generasi stroberi memiliki penampilan dan kemampuan yang baik, tetapi mudah rapuh dan tidak mampu bertahan lama dalam menghadapi berbagai tantangan.
"Mereka juga tidak memiliki permanent ownership, lebih mencintai diri sendiri, dan enggak mau ribet," tutur Rhenald.
Strawberry generation muncul akibat pola asuh yang kurang baik dari orangtua yang selalu memanjakan dan mengkhawatirkan anak-anak mereka.
Baca Juga: Resep Pie Pisang Manis dan Legit
"Orangtua khawatir berlebih pada anaknya. Daripada anaknya merengek, lebih baik dikasih handphone. Kalau handphone hilang, langsung dibelikan yang baru," jelas Rhenald.
Akibat pola asuh strawberry parents, anak tidak memahami konsekuensi dari Tindakan mereka. Mereka tidak pernah menghadapi masalah atau tekanan sehingga menjadi lembek.
"Jadi tampak bagian depannya bagus, tapi sebenarnya mereka lembek," pungkas Rhenald.
Baca Juga: Resep Teh Susu Gula Aren
(ans)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News