KEDIRI,BANGSAONLINE.com - Pesantren Jatidiri Bangsa Indonesia Merajut Perdamaian Nusantara, yang terletak di belakang Situs Ndalem Pojok, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, telah dibuka dan siap menjalankan proses pendidikan.
R.M. Suhardono selakuKetua Pembangunan Pesantren, menjelaskan, bahwa Pesantrennya tersebut adalah wahana pendidikan untuk mencetak generasi bangsa, agar memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.
Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates
Pengurus pesantren pun menyatakan lembaga pendidikan ini sama sekali tidak unsur bisnis.
“Memang biaya pembanungan Pesantren Jatidiri Bangsa ini tak kurang dari 2 milyar. Biaya tersebut persembahan dari Bapak Kyai Muhammad Muchtar Mujtaba Mu’thi dan gotong rotong murid-muridnya dengan ikhlas. Tidak ada niatan bisnis, ini wujud pengabdian pada bangsa dan negara,”ucap Suhardono.
Diiakui oleh Suhardono, bahwa di zaman modern ini tidak sedikit lembaga pendidikan yang berbau bisnis. Justru tujuan bisnis itulah yang menghancurkan kualitas pendidikan.
Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional
“Kalau mau negara ini maju, pendidikan itu jangan dibuat bisnis, jangan dibuat untuk mencari keuntungan. Ini yang merusak. Untuk itu pesantren kebangsaan ini tidak ada tujuan bisnis. Apalagi ini pesantren untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara (karakter), niat bisnis tidak boleh, kita semua harus benar-benar ikhlas,” tambahnya.
Salah satu calon guru pengajar, Erni Nengtyas, menambahkan, bukan hanya harus bersih dari niatnya tapi juga harus bersih sumber dananya.
“Mendidik karakter kebangsaan itu tidak mudah, harus benar-benar suci, bersih. Termasuk biaya pembangunan harus dana yang halal tidak boleh uang hasil korupsi, misalnya, nanti tidak barokah,”ujar Erni Nengtyas.
Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska Adakan Ujian Profesi Advokat
Sedangkan, Kushartono, Ketua Bidang Pendidikan Pesantren Jatidiri Bangsa, menegaskan, apabila kesadaran berbangsa dan kesadaran bernegara ini tumbuh maka diharapkan korupsi negeri ini bisa dibersihkan.
“Jika kesadaran berbangsa dan bernegara sudah membumi, tandanya jika dia pejabat maka dia tidak akan berkhianat, tidak akan korupsi. Kan korupsi ini yang menjadi penghalang utama pembangunan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Memang mustahil ingin menghapus korupsi dengan pesantren yang dibangun dengan dana korupsi,”kata Kushartono, Kamis (7/11/2024).
Inilah mengapa, lanjut Kushartono, biaya pembangunan pesantren ini benar-benar gotong royong, orang-orang yang sadar dan cinta tanah air, lintas agama. Atas Berkat Rochmat Alloh biaya lebih dari 2 milyar.
Baca Juga: Uniska dan ID Consulting Jepang Teken MoU Strategis untuk Penyerapan Tenaga Kerja
“Karena pendidikan ini tidak bisnis maka bagi calon santri yang tidak mampu, ya gratis,” pungkas pria yang juga Ketua Harian Situs Persada Soekarno Kediri ini. (uji/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News