Hari Penghapusan Perbudakan Internasional, Khofifah Ajak Bersinergi Cegah Human Trafficking

Hari Penghapusan Perbudakan Internasional, Khofifah Ajak Bersinergi Cegah Human Trafficking

BANGSAONLINE.com - Indar Parawansa menyebut yang diperingati setiap 2 Desember menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran tentang praktik perbudakan modern, termasuk perdagangan orang (human trafficking).

Untuk itu, mengajak seluruh pihak untuk bersinergi dan bekerja sama dalam mencegah perdagangan orang, yang masih menjadi ancaman nyata di berbagai wilayah, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Diwawancara CNA Singapura, Khofifah Sosialisasikan Jatim Sebagai Gerbang Baru Nusantara

Kerja sama lintas sektor dalam dan luar negeri sangat diperlukan untuk mencegah dan menangani kasus perdagangan orang.

"Memerangi perdagangan orang adalah tanggung jawab bersama. Untuk itu semua pihak harus bersinergi bersama, termasuk masyarakat harus proaktif melaporkan bila mengetahui adanya kasus ini di lingkungan sekitarnya," kata di Surabaya, Senin (2/12/2024).

menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mengatasi akar masalah, seperti kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, dan kurangnya peluang kerja.

Baca Juga: ICORCS 2025 UAC, Syaikh Mesir Apresiasi Kiai Asep dan Khofifah sebagai Tokoh Perubahan Jatim

Upaya ini juga mencakup penguatan regulasi, peningkatan penegakan hukum, dan pemberdayaan masyarakat agar tidak menjadi korban .

"Pentingnya edukasi kepada masyarakat, khususnya di daerah rawan perdagangan manusia, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap modus-modus yang digunakan pelaku, seperti janji pekerjaan dengan gaji besar," katanya.

"Termasuk peningkatan pengawasan terhadap jalur-jalur ilegal perdagangan manusia, termasuk pintu-pintu keluar tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, serta penindakan tegas terhadap pelaku kejahatan," imbuhnya.

Baca Juga: Buka ICORCS 4th 2025 UAC, Khofifah Optimistis Lahirkan Manfaat dan Solusi Masyarakat

Tidak hanya itu, perlu adanya penguatan ekonomi keluarga, khususnya di daerah pedesaan. 

Hal ini dianggap menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kerentanan masyarakat terhadap perdagangan manusia.

"Menurut laporan, praktik perbudakan modern melibatkan tenaga kerja, pernikahan paksa, hingga seksual. Oleh karena itu, peringatan ini menjadi panggilan untuk membangun kesadaran kolektif dan aksi nyata untuk menghapus praktik tidak manusiawi ini," pungkasnya.

Baca Juga: Tahun Baru Imlek 2025, Khofifah: Jaga Persaudaraan dan Harmoni dalam Keberagaman

Sebagai informasi, setiap tanggal 2 Desember diperingati sebagai (International Day for the Abolition of Slavery). Hari ini secara resmi ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1995 berdasarkan pertimbangan pengajuan dari Kelompok Kerja PBB tentang Perbudakan pada tahun 1985. (dev/van)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO