BALI, BANGSAONLINE.com - Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid, meminta jajaran Kanwil BPN Bali bersiap menjawab tantangan birokrasi modern. Menurut dia, tantangan tersebut dapat diatasi melalui transformasi layanan pertanahan dengan simplifikasi business process yang mengutamakan keakuratan, prudent, akuntabel, mempertimbangkan risk management, dan transparan, serta penguatan infrastruktur teknologi.
"Masyarakat kita hari ini cerdas dan kritis. Karena itu, wajah kantor kita harus berubah atau bertransformasi. Kita harus ubah business process pelayanan kita supaya lebih simple, lebih cepat, tetapi tetap mengutamakan akurat, baik data yuridis maupun fisik dan historis," paparnya saat memberikan pengarahan di Kanwil BPN Bali, Jumat (13/12/2024).
Baca Juga: Kantah Kabupaten Pasuruan Beberkan Kepuasan Masyarakat Periode November 2024
Terkait dengan penguatan infrastruktur teknologi, kata Nusron, Bali merupakan provinsi pertama yang resmi menerapkan layanan pertanahan secara elektronik di seluruh kabupaten/kota sejak Mei 2024. Dengan demikian, Kantor Pertanahan yang berada di 9 kabupaten/kota di sana semakin memudahkan masyarakat, dan mengefisienkan keberlangsungan pelayanan terhadap masyarakat.
Meski cepat, ia juga menekankan bahwa kehati-hatian menjadi prioritas, terutama untuk memastikan tanah yang akan didaftarkan tidak mengalami sengketa dikemudian hari. Nusron turut menegaskan agar setiap produk yang dihasilkan harus bisa dipertanggungjawabkan.
“Kedua, prudent, harus hati-hati apakah tanah yang mau kita sertipikatkan ini tumpang tindih atau tidak. Ketiga, harus akuntabel, bisa dipertanggungjawabkan karena apa yang kita hasilkan adalah produk hukum,” ucapnya.
Baca Juga: Perwakilan Kantah Kabupaten Pasuruan Hadiri Rapat Itjen Kementerian ATR/BPN
Ia menilai, manajemen risiko juga harus dijadikan sebagai landasan utama. Sebab, pelayanan pertanahan harus berbasis pada manajemen risiko dengan mempertimbangkan potensi konflik, dan tumpang tindih di masa depan.
“Keempat, harus berbasis risk management, Bapak/Ibu harus berpikiran ke depan, risiko konflik, risiko tumpang tindih ada atau tidak. Kelima, transparan, bisa dikontrol oleh masyarakat. Kita harus menjadi birokrasi yang modern,” imbaunya kepada jajaran di Kanwil BPN Bali.
Dengan transformasi yang dilakukan, Kementerian ATR/BPN terus berupaya menjadikan pelayanan pertanahan lebih adaptif, efektif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini juga diharapkan tidak hanya mempermudah masyarakat, tetapi memperkuat kepercayaan publik terhadap layanan pertanahan dan tata ruang.
Baca Juga: Serahkan 44 Sertifikat Elektronik di Kota Balikpapan, Menteri ATR/BPN Pastikan Program PTSL Lancar
Hadir dalam kesempatan ini, Direktur Jenderal Tata Ruang, Dwi Hariyawan; Sekretaris Direktorat Jenderal Tata Ruang, Reny Windyawati; Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Harison Mocodompis; dan Plt. Kepala Kanwil BPN Provinsi Bali, I Made Sumadra beserta seluruh Pejabat Administrator di lingkungan Kanwil BPN Provinsi Bali. (afa/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News