PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Sekolah Tinggi Ilmu Syariah As-Salafiyah (STISA) Pamekasan menggelar wisuda ke-V di Hotel Odaita, Sabtu (21/12/2024). Dari total 51 mahasiswa yang diwisuda, terdiri dari dua program studi (prodi), yakni Hukum Ekonomi Syariah (HES) sebanyak 30 mahasiswa dan Hukum Keluarga Islam (HKI) sebanyak 21 mahasiswa.
Ketua STISA Pamekasan, Dr. Ali Makki mengatakan bahwa mahasiswa yang diwisuda kali ini adalah angkatan Covid-19. Meski demikian, mereka berhasil menuntaskan tri dharma perguruan tinggi yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat.
Baca Juga: Sepanjang 2024, Damkar Pamekasan Tangani 174 Kebakaran dan 13 Animal Rescue
"Mereka telah bersusah payah, berkeringat serta bersemangat untuk terus belajar meskipun pandemi Covid-19. Pada waktu itu mengikuti perkuliahan daring," ungkapnya.
Ia mengaku bangga kepada para mahasiswa, karena berkat perjuangan mereka, sekarang telah sampai di tahap wisuda.
"Mereka telah merampungkan kegiatan akademik mulai dari pendidikan awal masuk hingga pada saat ini. Semoga ilmu dan pengalaman yang telah dimiliki menjadi ilmu yang barokah dan menebar kemaslahatan," tegasnya.
Baca Juga: Pimpin Upacara Hari Bela Negara ke-76, Pj Bupati Pamekasan: Momentum Perkuat Kesatuan Bangsa
Lebih lanjut, Ali mengatakan, pengabdian masyarakat di STISA Pamekasan tidak hanya di tingkat lokal, namun sudah tingkat internasional.
"Dan itu akan berlanjut terus dengan negara-negara tetangga khususnya, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Karena sudah ada komunikasi baik dengan kami," terangnya.
"Kami mohon doa agar STISA Pamekasan dapat mengemban amanah dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menebar maslahah lil mamah," imbuhnya.
Baca Juga: Si Jago Merah Hanguskan 10 Kios di RSUD Smart Pamekasan, Pasien Sempat Panik
Sementara Ketua Yayasan As-Salafiyah Sumber Dhuko, KH. Ahmad Mudatsir dalam sambutannya menyebutkan bahwa Kesempatan mengenyam kuliah tidak menjamin seseorang untuk menjadi orang kaya. Namun yang dijamin adalah pernah belajar berpikir baik, pernah belajar berpikir jernih, pernah belajar lurus, tidak bercampur aduk dengan logical fallacy atau sesat fikir.
“Itu yang dijanjikan perguruan tinggi," tuturnya.
Menurut Ahmad Mudatsir, urusan kehidupan spiritual, sosial dan ekonomi, memang dipelajari secara teoritik, namun tidak lantas membuat mahasiswa yang sudah diwisuda menjadi seorang wali apalagi menjadi orang kaya.
Baca Juga: Lima Orang Sekeluarga Tewas dalam Sumur di Pamekasan
"Tapi cara-cara yang dipelajari itu bisa untuk menuju ke sana. Jadi, perguruan tinggi menjamin itu. Menjamin pengalaman bahwa kita pernah berpikir baik. Pernah perpikir yang sesuai dengan tuntunan-tuntunan Alquran," jelasnya.
Ahmad Mudatsir mencontohkan, ketika akan menilai sesuatu, maka landasan awal harus berpikir adil, karena adil lebih dekat dengan ketakwaan.
"I'diluu huwa aqrabu littaqwaa. Paling tidak, itu yang dijamin oleh perguruan tinggi dengan tri dharma perguruan tingginya," ujarnya.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Didampingi Ketua KPU RI Tinjau Kesiapan Pilkada 2024 di Pamekasan
Ia berpesan kepada mahasiswa yang telah diwisuda, dimana pun berada, tetap berhubungan baik dengan Sang Khaliq melalui ibadah-ibadah yang wajib dan sunnah.
"Itu jangan ditinggalkan. Jangan mentang-mentang sudah belajar filsafat, lalu menjauhkan diri dari Allah. Nah itu salah satu tanda-tanda ilmu yang tidak bermanfaat," ucapnya.
Pesan terakhir Ahmad Mudatsir kepada para wisudawan, jika ada alumni yang melanjutkan pendidikan dan menjadi seorang advokat, maka harusnya membela orang-orang yang lemah sesuai dengan kapasitas keilmuannya.
Baca Juga: Tegas Ingatkan soal Netralitas ASN, Pj Bupati Pamekasan: Bawaslu Bisa Melacak secara Digital
Dalam acara wisuda ke-V ini dihadiri juga turut dihadiri oleh para pimpinan STISA, calon bupati dan wakil bupati terpilih Pamekasan KH. Kholilurrahman dan Sukriyanto, para rektor mitra kerja STISA Pamekasan dan para tamu undangan yang turut memeriahkan suasana. (dim/msn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News