
SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Sidang sengketa rumah yang menyeret nama Johan Gotama kembali bergulir di Pengadilan Negeri Surabaya.
Agenda sidang yang dipimpin ketua Majelis Halim Sutrisno, yakni mendengarkan keterangan terdakwa.
Baca Juga: Dijamin Lancar! Atasi Kredit Dibayarkan Tidak Muncul 'No Result Found' saat Pemindahbukuan Coretax
Diketahui Jaksa Penuntut Umum (JPU) Estika Dilla Rahmawati dari Kejaksaan Negeri Tanjung Perak mendakwa Johan atas dugaan pelanggaran Pasal 167 ayat (1) KUHP terkait perkara memasuki pekarangan rumah tanpa izin.
Johan mengakui perbuatannya dengan menempati rumahnya dulu yang sudah dibeli Lie Andry Setyadarma di Jalan Pandugosari X-6, Rungkut.
Namun, dirinya menyebut hanya mempertahankan hartanya karena uang diserahkan Lie Andry tidak sesuai dengan harga rumah yang dijualnya. Ia juga menyatakan, bahwa transaksi rumah tersebut bukanlah jual beli, melainkan pinjaman.
Baca Juga: Langkah Ampuh Daftar NPWP Baru di Coretax dan Solusi Muncul 'Gagal Divalidasi oleh Pihak Ketiga'
“Tidak ada jual beli rumah, Yang Mulia. Hanya utang-piutang saja,” ujar Johan kepada Majelis Hakim di ruang sidang Cakra, Kamis (16/01/2025).
Johan bersikeras menempati rumah tersebut. Alasannya, dia hanya menerima uang sebesar Rp775 juta melalui transfer yang menurutnya lebih rendah dari harga kesepakatan awal.
Majelis Hakim memberikan kesempatan kepada Johan untuk menyelesaikan masalah dengan Lie Andry secara kekeluargaan. Karena ada informasi bahwa terdakwa berniat membeli kembali rumah tersebut dengan tawaran sekitar Rp2,5 miliar.
Baca Juga: Siswi SMPN 30 Surabaya Tenggelam di Sungai Belakang Rumahnya saat Jemur Pakaian
Namun, Johan merasa keberatan dengan harga tersebut.
“Kalau uang segitu, saya keberatan, Yang Mulia,” ucap Johan.
Hakim Sutrisno lantas menegur Johan atas ketidakadilannya dalam bertransaksi.
Baca Juga: Info Apakah Sudah Ditransfer BLT Rp600 Ribu Bank BRI, BSI, BNI dan Login Cekbansos di Sini
“Saat menjual, Anda memberikan harga tinggi, tetapi saat membeli kembali Anda ingin harga murah. Ini tidak adil,” timpal Sutrisno.
Untuk diketahui, sebelumnya JPU telah menjelaskan awal permasalahan antara Johan Gotama dan Lie Andry Setyadarma dalam transaksi jual beli rumah.
Mulanya, pada November 2019 Lie Andry Setyadarma melalui perantara broker Gianda Pranata bertemu dengan Johan. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan jual beli rumah dengan harga Rp900 juta.
Baca Juga: Rugi Miliaran Rupiah, Warga Surabaya Barat Laporkan Notaris Atas Dugaan Perubahan Akta Perjanjian
Pada 29 November 2019, kedua pihak menandatangani sejumlah perjanjian, termasuk Akta Kuasa dan Akta Pengosongan, di hadapan Notaris Ardyan Pramono Wignjodigdo, S.H., M.Kn.
Tetapi, perjanjian yang diteken tidak disertai Akta Jual Beli karena Johan meminta waktu hingga 29 Januari 2020 untuk mengosongkan rumah.
Sampai batas waktu yang ditentukan, Johan tak kunjung mengosongkan rumah itu. Tetapi malah berjanji akan membeli kembali rumah itu.
Baca Juga: Update! Cek Pakai HP di Sini Daftar Penerima Uang BLT BBM Rp300, Kapan Cair Akhir Februari 2025?
Pada November 2020, Lie Andry akhirnya mencatatkan peralihan kepemilikan rumah melalui Akta Jual Beli yang dibuat oleh Notaris Erma Zahro Noor, S.H., dan SHM rumah tersebut resmi atas nama Lie Andry Setyadarma.
Meski demikian, Johan tetap menghuni rumah tersebut dan dianggap melawan hukum. Bahkan, somasi dari Lie Andry pada Desember 2020 dan Januari 2021 diabaikan Johan, hingga akhirnya kasus ini bergulir ke pengadilan.
Perbuatan Johan dianggap melanggar Pasal 167 ayat (1) KUHP tentang memasuki pekarangan orang lain secara melawan hukum. (ald/van)
Baca Juga: Ayah yang Cabuli Putri Kandung Balitanya di Manyar Sabrangan Surabaya Diduga Kerap KDRT ke Istri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News