Duta Antikorupsi Kota Batu Bagikan Ilmu ke SMAN 2

Duta Antikorupsi Kota Batu Bagikan Ilmu ke SMAN 2 Duta pelajar antikorupsi tingkat Kota Batu, Ariansyah Ilham Oktavian, saat memberikan sosialisasi.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Ariansyah Ilham Oktavian, Duta Pelajar Antikorupsi dari Kota Batu, mengampanyekan antikorupsi kepada siswa SMAN 2 Batu, Senin (20/1/2025). Agenda tersebut mengangkat tema 'Menuju Generasi Emas Berintegritas'.

"Tujuan kegiatan ini dalam rangka berbagi ilmu tentang antikorupsi dan penguatan integritas siswa dalam kehidupan sehari-hari," kata Ariansyah.

Setelah melalui seleksi yang ketat di Surabaya dan terakhir di kantor KPK Jakarta, siswa kelas X-10 SMAN 2 Batu itu berhasil terpilih menjadi duta antikorupsi tingkat pelajar periode 2024-2025.

Membuka presentasinya tentang persoalan korupsi di tanah air, Ariansyah mengawalinya dengan melempar pertanyaan kepada peserta terkait kasus korupsi yang merugikan negara Rp271 triliun.

"Jika teman-teman punya uang sebanyak itu (Rp271 triliun), kira-kira apa yang akan dilakukan teman-teman," ucapnya.

Ia lalu menjelaskan, dengan nilai keuangan negara Rp271 triliun yang dikorupsi tersebut, kita bisa membeli 18 juta kendaraan bermotor, 246 unit pesawat tempur F-35, satu unit kapal induk setara Geralds Ford, 64 pemain bola sekelas Kylian Mbappe, membangun 60 stadion setara JIS, serta membeli 1.172.973 unit rumah subsidi seharga Rp185 juta.

"Apalagi jika dibuat untuk mengembangkan atau membangun sarana dan prasarana sekolah. Berapa banyak yang nantinya menjadi lebih baik lagi," cetusnya.

Pada kesempatan itu, Ariansyah membeberkan definisi korupsi. Menurut dia, korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa karena berpotensi dilakukan siapa saja. Selain itu, kerugian yang diakibatkan korupsi besar dan meluas dengan target acak, terorganisir, serta lintas negara.

Dalam rangka mencegah merebaknya budaya korupsi, Ariansyah menyampaikan 9 nilai integritas yang harus dimiliki oleh siswa, yakni jujur, mandiri, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, dan kerja keras.

"Dari sembilan nilai itu, saya melihat nilai kejujuran dan kesederhanaan masih lemah di kalangan pelajar. Rasa gengsi pada diri pelajar masih tinggi. Demikian juga dengan kejujuran. Contoh kecil saja masih ada pelajar yang mencontek pekerjaan temannya. Jika nilai integritas ini benar-benar ditanamkan pada diri teman-teman, maka saya yakin tindakan korupsi bisa diminimalisir," paparnya.

Selain di SMAN 2 Batu, sosialisasi serupa akan dilaksanakan di sekolah lain. Pihaknya masih menunggu arahan lebih lanjut dari Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Kota Malang dan Kota Batu.

Sementara itu, Kepala SMAN 2 Batu, Anto Dwi Cahyono, menyambut baik sosialisasi yang dilakukan Ariansyah bagi siswa.

Ia menilai, kewajiban duta antikorupsi yakni memberikan motivasi dan menularkan ilmunya ke teman-temannya di sekolah, demikian halnya kewajiban peserta sosialisasi yang merupakan perwakilan tiap kelas, yakni harus menularkan pengetahuannya kepada teman-temannya di kelas.

"Hal yang harus diingat, bahwa korupsi bukan hanya berupa uang. Datang dan pulang sekolah tidak sesuai waktu yang ditentukan juga merupakan tindakan korupsi," ujarnya. (asa/mar)