LAMONGAN, BANGSAONLINE.com – Ada tiga perusahaan besar yang sudah antri untuk mendirikan perusahaan penyedia air bersih di Lamongan. Namun mereka masih menunggu tersedianya data yang valid terkait resiko bencana.
Menurut Asisten Tata Praja Setdakab Lamongan A. Farikh, sudah terdapat tiga perusahaan yang berencana menggunakan air baku Sungai Bengawan Solo untuk konsumsi industri dan rumah tangga. Namun mereka khawatir dengan ketersediaan air baku saat musim kemarau seperti ini. Karena itu diperlukan ada kajian ilmiah terkait kepastian kebencanaan kekeringan di Lamongan.
Baca Juga: Peringatan HKN ke-60, Pemkab Lamongan Klaim Program Kesehatan Laserku Jangkau 4.187 KK
“Untuk meyakinkan investor agar segera mendirikan perusahaannya di Lamongan, kami akan memetakan lokasi bencana, survey kapasitas dan teorifikasi bencana di Kabupaten Lamongan,“ ungkap A. Farikh saat Workshop Survey Kapasitas dan Teorifikasi Kabupaten/Kota di Ruang Pertemuan Sasana Nayaka, Senin (21/09).
Secara geografis dan hidrologis, lanjut dia, Lamongan dilewati Sungai Bengawan Solo sepanjang 68 kilometer. Di satu pihak keberadaan Sungai Bengawan Solo ini membawa berkah ketika bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian dan air baku.
Namun di sisi lain juga membawa potensi bencana. Seperti bencana banjir yang rawan terjadi di Kecamatan Babat, Sekaran, Maduran, Laren, Karanggeneng, Karangbinangun dan Glagah.
Baca Juga: Kepala DPMD Lamongan Sebut Keberadaan BUMDes Harus Libatkan Tokoh dan Masyarakat
Terkait kekeringan di Lamongan, menurut Kepala Pelaksana BPBD Suprapto, sampai dengan Senin (21/9) telah dikirim sebanyak 350 rit air di 10 kecamatan. Padahal pada minggu lalu baru 265 rit di 5 kecamatan.
Sementara workshop ini sendiri dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan dan disusun bersama konsultan PT. Caturbina Guna Persada. (ais/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News