
NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Para pedagang di Pasar Tradisional Pace, Kabupaten Nganjuk, mengeluhkan penurunan jumlah pembeli yang signifikan beberapa tahun terakhir.
Salah satu penyebabnya adalah persaingan ketat dengan pedagang online dan adanya paceklik di kalangan petani yang merupakan pembeli utama mereka.
Hal tersebut diungkapkan Ti Insaroh, seorang pedagang sayur di Pasar Tradisional Pace, yang sudah berjualan di pasar tersebut selama 10 tahun.
"Dalam beberapa tahun ini pasar sepi. Pengaruh dari adanya toko online, banyak pembeli yang beralih beli online. Namun, karena di sini itu pasar pahing, saat pahing jumlah pembeli akan sedikit meningkat," ujarnya, Rabu (29/1/2025).
Menurut Ti Insaroh, kondisi ini diperparah dengan adanya paceklik yang dialami para petani. "Karena petani paceklik, sedangkan rata-rata pembeli adalah petani, jadi itu juga memepengaruhi," tambahnya.
Ia berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk membantu mengatasi masalah ini.
Baik dukungan berupa promosi pasar tradisional maupun bantuan untuk para petani agar bisa bangkit dari kesulitan yang mereka alami.
Sementara, salah satu ibu rumah tangga warga Kecamatan Pace, mengakui saat ini lebih suka belanja di toko online karena kepraktisannya. Menurut dia, di samping tak perlu keluar rumah, belanja online juga lebih hemat.
"Membeli di toko online itu jauh lebih hemat karena harganya yang jauh lebih murah. Apalagi sekarang musim paceklik bagi para petani. Apalagi jika kita belanjanya cukup banyak, mereka akan mengantarkannya sampai ke depan rumah," ujarnya.
Memang, ada dalam berbelanja online ada kekurangannya, utamanya saat belanja sayuran. Sebab, pembeli tidak dapat melihat langsung kondisinya.
"Yang penting ada, walaupun kita gak tahu barangnya dan gak bisa milih sendiri, tapi kan murah. Kita milih yang murah itu," tambahnya.