ICORCS 2025 UAC, Syaikh Mesir Apresiasi Kiai Asep dan Khofifah sebagai Tokoh Perubahan Jatim

ICORCS 2025 UAC, Syaikh Mesir Apresiasi Kiai Asep dan Khofifah sebagai Tokoh Perubahan Jatim Seribu peserta menghadiri International Conference on Research and Community Service (ICORCS) 4th 2025 yang digelar Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Pacet Mojokerto Jawa Timur di Islamic Center Jalan Dukuh Kupang Surabaya, Rabu (29/1/2025) malam. Foto: bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Para masyayikh Universitas Al Azhar Mesir menilai bahwa Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dan Khofifah Indar Parawansa merupakan tokoh yang mengubah Jawa Timur menjadi lebih baik, terutama dalam perspektif keagamaan. Menurut mereka, Kiai Asep dan Khofifah telah menjadikan masyarakat Jawa Timur lebih religius, berketuhanan dan mengurangi kemunkaran serta kemaksiatan.

Pemikiran masyayikh Universitas Al Azhar itu mengemuka dalam acara International Conference on Research and Community Service (ICORCS) 4th 2025 yang digelar Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Pacet Mojokerto Jawa Timur di Islamic Center Jalan Dukuh Kupang Surabaya, Rabu (29/1/2025) malam.

Baca Juga: Buka ICORCS 4th 2025 UAC, Khofifah Optimistis Lahirkan Manfaat dan Solusi Masyarakat

Karena itu para syaikh dari Al Azhar itu mengucapkan terimakasih kepada Kiai Asep dan Khofifah.

Syaikh Abdul Aziz Syahawi, Mahaguru Madzhab Syafii Al Azhar Mesir yang juga mursyid Thariqah Syahawiyah Burhamiyah, menegaskan bahwa Kiai Asep dan Khofifah telah berkontribusi dalam membangun peradaban.

Mengutip syiir, Syaikh Sahawi menegaskan bahwa membangun peradaban itu membutuhkan ilmu.

Baca Juga: Tahun Baru Imlek 2025, Khofifah: Jaga Persaudaraan dan Harmoni dalam Keberagaman

“Lalu membutuhkan dana (harta),” kata Syaikh Sahawi.

Dari dua komponen itu peradaban akan maju.

Poin berikutnya, tegas Syaikh Sahawi, adalah faktor pemerintah. Karena itu Syaikh Sahawi menyebut bahwa faktor Gubernur Khofifah sangat penting untuk mewujudkan kemajuan peradaban.

Baca Juga: Khofifah Sebut Wisata Jawa Timur Kaya dan Beragam

“Ini poin kedua,” tegasnya.

Kiai Asep Saifuddin Chalim, Khofifah indar Pawasansa, Gus Mauhib dan Gus Barra bersama para masyayikh dari Mesir dan Irak menabuh rebana sebagai simbol pembukaan ICORCS ke-4 2025 di Islamic Center Surabaya, Rabu (29/1/2025). Foto: bangsaonline

Baca Juga: 4 Ulama Besar Mesir Hadiri Peringatan Isra Miraj dan Haul Dr Ir H Indar Parawansa

Menurut dia, Kiai Asep – lewat UAC dan Amanatul Ummah - telah sukses mendidik generasi muda menjadi generasi berilmu atau mencintai ilmu pengetahuan. Sedangkan Khofifah - sebagai penguasa atau gubernur Jawa Timur – memback up perkembangan ilmu dan memperbaiki masyarakat.

Pernyataan serupa disampaikan Prof. Dr. dr Yusri Rosdi Sayyid Jabr al Hasan.

“Jikalau di Jatim ada akhlak yang menyeleweng, tapi dengan usaha pemerintah dan ulama khususnya Kiai Asep dan Ibu Khofifah, terima kasih, bisa mengubah akhlak masyarakat Jawa Timur,” ujar Prof. Dr. dr Yusri Rosdi yang dikenal sebagai dokter ahli bedah sekaligus Mursyid Thoriqoh Yusriyyah Shiddiqiyyah Syadziliyyah Mesir.

Baca Juga: Semarak Resepsi Pernikahan Putri Kiai Asep

Menurut dia, peran umara dan ulama adalah satu kesatuan yang tak bisa lepas dari umat dan masyarakat. Kedua elemen ini menjadi kunci yang bisa membuka rahmat Allah dan menentukan arah jalan dari masyarakat dalam satu peradaban. 

“Pemerintahan jika disertai azam, taufiq dan didukung ulama akan menumbuhkan peradaban yang tinggi akhlaq dan ilmunya sehingga menghasilkan menghormati madzab, suluq dan tasawuf yang mengantarkan kita untuk semakin cinta pada Rasulullah dan Allah. Serta senantiasa mengajak kita untuk selalu terikat pada baginda Rasulullah dan Allah SWT,” ujar Syaikh yang sering berkunjung ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah itu.

Pendapat senada disampaikan Prof. Dr. Muhammad Abdol Samad Al-Muhanna. 

Baca Juga: 4 Ulama Mesir Hadiri Haul Pendiri Yayasan Sekolah Khadijah, Khofifah: Beri Siraman Ilmu Penuh Hikmah

Menurut dia, politik dan agama bukanlah dua hal yang bertentangan “Kalau kita merujuk karya seorang pemikir Prancis, beliau menggambarkan kekuasaan yang bersifat spiritual dan kekuasaan yang temporal. 

Intinya apa yang sering didiskusikan anatara agama dan politik sesungguhnya tidak ada pertentangan keduanya. Sebagaimana lahir dan batin,” ujar Prof Dr Muhanna yang popular sebagai Mahaguru Tasawuf Sunni Al-Azhar Mesir.

“Andaikan ada orang yang meyakini bahwa terjadi perbedaan dua hal ini, agama dan politik, maka sesungguhnya keyakinan ini munculnya dari orang yang bodoh,” tegas pendiri Majelis Sufi Bayt Mohammady Mesir itu. 

Baca Juga: Pratikno, Gus Irfan, Mahfud MD, Khofifah, 4 Syaikh Mesir Hadiri Resepsi Pernikahan Putri Kiai Asep

Sebab, tegas Syaikh Muhanna, ulama dunia juga telah menjelaskan bahwa sebuah masyarakat yang ada adalah akumulasi dari individu-individu.

Sebelumnya Kiai Asep – saat menyampaikan sambutan – bercerita tentang sejarah berdirinya Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Menurut dia, semula Amanatul Ummah adalah hutan yang akses jalannya sangat sempit.

“Tempatnya anker,” tutur Kiai Asep yang merupakan pendiri Amanatul Ummah.

Baca Juga: Di Pelantikan Pengurus PAC dan Ranting Muslimat NU Kediri, Khofifah Teken Peresmian Klinik

Bahkan. tutur Kiai Asep, dalam masyarakat berkembang mitos, siapapun yang menginjak bumi di hutan itu akan mati dalam jangka 3 bulan.

“Tak ada warung (orang jualan makanan), jalannya sangat sempit,” kata Kiai Asep menceritakan betapa sulitnya perjuangan merintis pendirian Amanatul Ummah.

Itu terjadi pada 2026. “Tapi 10 tahun kemudian bukan hanya pesantrennya yang berkembang tapi masyarakatnya juga berkembang,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

Menurut Kiai Asep, itu berkat barakah dari para ulama Al Azhar Mesir. Kiai Asep meyakini bahwa para ulama Mesir itu adalah para auliya atau kekasih Allah SWT. “Karena tiap jengkal ardli kinanah (Mesir) ada auliya Allah. Baik yang di permukaan bumi maupun yang di bawah bumi,” kata Kiai Asep dalam bahasa Arab.

Khofifah sangat mengapresiasi acara ICORCS ini. Saat menyampaikan pidato, Khofifah mengapresiasi konferensi internasional itu terutama karena mengangkat tema yang ia anggap luar biasa: The Contribution of Authority and Knowledge in the construction of Ideal Civilization for Stability of Global Societies. 

“Kegiatan ini sangat spesial karena membedah dua hal penting yaitu riset dan community servcie. Ini agak langka. Karena tak banyak perguruan tinggi yang berkekuatan atau memiliki power untuk membangun riset dan community service secara berseiring. Community service biasanya dilakukan oleh government,” ujar Khofifah yang tadi malam mengenakan jilbb merah.

Apalagi konferensi ini menghadirkan para tokoh dengan keilmuan tinggi. Terutama dari Mesir dan Irak. Dari Baghdad Irak hadir Dr. Bassem Abdullah Obaid, dosen Imam Al-Aazam University Baghdad Irak.

Rektor UAC Dr KH Mauhibur Rokhman (Gus Mauhib) saat memberikan sambutan selain mengucapkan terimakasih kepada para masyayikh dan undangan juga memuji Khofifah.

Menurut dia, Khofifah bukan hanya masuk ketegori pemimpin adil yang jumlahnya sangat sedikit tapi juga punya kepedulian terhadap ilmu.

Bupati Mojokerto terpilih Dr Muhammad Al Barra (Gus Barra) juga menyampaikan sambutan. Ia mengaku bangga karena dengan adanya ICORCS ini Kabupaten Mojokerto menjadi terkenal. Ia menyampaikan sambutan dalam kapasitas sebagai ketua Yayasan Amantul Ummah sekaligus kepala daerah Kabupaten Mojokerto.

Acara konferensi internasional itu dihadiri 1.000 undangan yang terdiri dari para ulama, kiai, tokoh masyarakat, para pimpinan perguruan, pengasuh pesantren dan mahasiswa.

Acara yang dibuka Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa itu berlangsung dua hari. Yaitu Rabu hingga Kamis (30/1/2025). Tapi untuk konferensi tahap kedua bertempat di kampus Universitas KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO