NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Komedi kera pernah menjadi trend di era 80-an, namun kini komedi tersebut tidak lagi laku di masyarakat. Pasalnya, masyarakat saat ini lebih suka dengan hiburan modern, sehingga pangsa pasar komedi kera yang rata-rata anak-anak saat ini nyaris 'punah'. Sebab, anak-anak di jaman modern saat ini lebih menyukai game online, dan permainan modern lainnya.
Seperti diungkapkan, Yatiran (60) pengamen komedi kera warga desa Tosari Kecamatan Geger Kabupaten Madiun. Dia mengaku harus ngamen sampai ke Nganjuk, karena di daerahnya sudah tidak ada lagi peminatnya. "Sebenarnya saya sudah mencoba menambah atraksi, supaya orang-orang meminati tontonan ini, tetapi upaya saya nampaknya gagal," keluhnya.
Baca Juga: Komitmen Wujudkan Hilirisasi Dalam Negeri, Antam Borong 30 Ton Emas Batangan Freeport
Yatiran mengungkapkan jika dalam sehari dia mampu keliling wilayah Nganjuk hingga puluhan kilometer dengan berjalan kaki untuk mencari orang yang mau menyewa komedi keranya. Dari upayanya tersebut dia mengaku memiliki penghasilan tidak menentu. "Kalau pas ramai bisa Rp 50 ribu, kalau sepi cuma Rp 10 ribu," ungkapnya.
Dari penghasilan itu, dia mengaku juga masih harus memberi makan kera peliharaannya. "Dalam satu hari tak kurang dari 5 ribu untuk membelikan makanan keranya," tambahnya.
Saat lagi sepi, Yatiran menceritakan jika dirinya harus rela masuk dari rumah kerumah untuk mendapatkan bayaran recehan. Ini dilakukan supaya dia bisa mengisi perutnya. Bahkan, dia pernah tidak bisa pulang karena tidak memiliki ongkos. "Saya sering tidak bisa pulang karena tidak memiliki ongkos, terpaksa saya dan istri tidur di pasar," jelasnya.
Baca Juga: Fungsi Kalkulator Forex Lanjutan: Melampaui Perhitungan Dasar
"Bagaimanapun kondisinya saya harus tetap menekuni pekerjaan ini, karena tidak mungkin lagi saya melamar pekerjaan," pungkasnya. (dit/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News