Warga Tajinan Malang ini Bersyukur Terlindungi dengan Program JKN

Warga Tajinan Malang ini Bersyukur Terlindungi dengan Program JKN Muhammad Haidar Alfikri (22) warga Tajinan, Kabupaten Malang.

MALANG, BANGSAONLINE.com - Salah satu warga Tajinan, Kabupaten Malang, Muhammad Haidar Alfikri (22), yang menjadi salah satu peserta program atau Jaminan Kesehatan Nasional telah merasakan manfaat nyata. Ia bersyukur karena telah terdaftar menjadi peserta

Pasalnya, pemuda yang akrab disapa Fikri tersebut pernah mengalami pengalaman tak terlupakan yang mengubah cara pandangnya dalam menjaga kesehatan. Ia pernah merasakan sakit yang luar biasa pada bagian perutnya usai menikmati semangkuk bakso.

Baca Juga: Mobile JKN: Ketahui Risiko Dini Penyakit Kronis dengan Skrining Riwayat Kesehatan

“Hari itu sekitar pukul 15.00 WIB saat saya baru saja pulang kuliah, saya merasa lapar dan memutuskan untuk membeli bakso di kawasan sekitar tempat tinggal saya. Bakso itu enak dan murah, jadi hampir setiap hari saya makan di sana. Tapi beberapa jam setelah menikmati bakso perut saya tiba-tiba terasa nyeri hebat sampai saya kesulitan berdiri tegak dan memaksanya berbaring untuk mengurangi rasa nyeri,” paparnya pada Senin (13/1/2025).

Fikri mengaku baru pertama kali merasakan sakit perut yang begitu parah. Awalnya ia berpikir hanya sakit perut biasa, namun rasa sakitnya semakin bertambah dan membuatnya sulit untuk berjalan. Orang tua Fikri yang melihat keadaannya langsung memutuskan untuk membawanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kota Malang agar mendapatkan penanganan medis.

“Saya dibawa ke rumah sakit itu sudah malam. Sesampainya di RSUD Kota Malang, saat itu saya langsung ditangani oleh petugas IGD. Setelah observasi selesai dilakukan kemudian saya dipindahkan ke kamar rawat inap,” ucapnya.

Baca Juga: Pj Wali Kota Madiun Serahkan Santunan JKM kepada Keluarga Almarhum Sukati

Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter menduga Fikri mengalami gejala keracunan makanan, sehingga dirinya harus dirawat beberapa hari di RSUD Kota Malang sampai kondisinya pulih. Dirinya juga mengaku bahwa petugas medis di RSUD Kota Malang segera memberikan pertolongan pertama untuk mengatasi nyeri di perutnya dan melakukan berbagai tes untuk memastikan kondisinya. 

Ia merasa sangat terbantu dengan pelayanan yang cepat dan tanggap dari rumah sakit tersebut.

“Saya bersyukur sekali telah menjadi peserta . Pelayanan kesehatan yang saya terima saat itu sangat bagus dan memuaskan. Saya tidak merasakan adanya pembedaan pelayanan, selain itu orang tua saya juga sudah tidak perlu lagi memikirkan biaya pengobatan, cukup membayar iuran rutin setiap bulan dan memastikan kepesertaan tetap aktif agar tetap dapat digunakan untuk berobat,” ungkapnya.

Baca Juga: Mesin Motor Curian Susah Distater, Residivis ini Diamankan saat Hendak Maling di RS Siloam Surabaya

Kejadian tersebut menjadi pelajaran berharga bagi Fikri. Di usianya yang masih muda, ia menyadari pentingnya menjaga asupan makanan dan menjaga kesehatan. 

Fikri mengakui bahwa pola makan yang tidak sehat bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuhnya. Ke depannya, ia berencana untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan dan memulai pola hidup yang lebih sehat.

“Saya tidak mau ngalamin sakit seperti ini lagi. Sekarang saya lebih pilih masak sendiri atau makan di tempat yang jelas kebersihannya. Saya juga berkomitmen untuk mulai menjaga pola makan yang lebih sehat, seperti mengurangi makanan berminyak dan junk food. Kejadian ini membukakan mata saya untuk mulai menjalani pola hidup yang lebih seimbang, termasuk memperhatikan asupan nutrisi yang masuk ke tubuh,” ujarnya.

Baca Juga: Berkat JKN, Warga Pesantren Kediri ini Dapat Menjalani Operasi Gratis akibat Kecelakaan

Pengalaman Fikri juga menunjukkan pentingnya memiliki jaminan kesehatan seperti Program . Dalam situasi darurat seperti yang dialaminya, Program memberikan jaminan dan akses layanan kesehatan yang sangat membantu. 

Dengan adanya Kesehatan, Fikri merasa lebih tenang dan aman saat menghadapi kejadian darurat. Menurutnya, Kesehatan tidak hanya membantu masyarakat dari segi biaya, tetapi juga dari segi kemudahan dalam mengakses layanan kesehatan saat situasi mendesak.

“Kalau tidak pakai Program , mungkin biaya pengobatan hingga rawat inap beberapa hari sangat mahal, apalagi untuk saya yang masih mahasiswa. Namun, kita tidak boleh bergantung pada Program , jangan karena sudah terdaftar sebagai peserta kemudian kita tidak menjaga kesehatan. Yang utama tetap menjaga kesehatan, Program kita gunakan untuk berjaga-jaga apabila jatuh sakit,” pungkasnya. (rom)

Baca Juga: BPJS Kesehatan Kediri Tekankan Edukasi pada Peserta Terkait Alur Layanan JKN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO