SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Entah ada kaitannya dengan misi paslon Rasiyo-Lucy yang saat ini melakukan sosialisasi atau tidak. Yang jelas, Wali Kota Tri Rismaharini menegaskan bahwa di Surabaya tidak akan ada lagi sebutan kawasan pinggiran, karena pembangunan dilakukan di seluruh kawasan, utamanya yang berkaitan dengan infrastruktur.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini merasa yakin, dengan berjalannya pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) mampu menghilangkan sebutan masyarakat yang bermukim di Surabaya Barat sebagai kawasan pinggiran. "Dengan JLLB maka tidak ada lagi kawasan pinggiran. Dengan jalur ring yang terhubung maka tidak ada kawasan pinggiran," kata Risma dalam sambutan peresmian pembangunan JLLB tahap I, Selasa (22/9/2015).
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Selain itu, yang terpenting kata dia, JLLB terkoneksi dengan dua ruas tol, Tol Surabaya-Mojokerto dan Tol Surabaya-Gresik. "Dengan terhubung seperti ini, orang yang awalnya ingin ke Gresik harus lewat tengah kota, sekarang bisa langsung lewat JLLB sehingga beban jalan tengah kota terkurangi," imbuhnya.
Risma menyebut pembangunan JLLB yang diakui terlambat pelaksanaannya akan selesai dalam kurun waktu sekitar 2 tahun. Optimisme rampungnya proyek yang mempunyai panjang 19,8 km dengan lebar 55 meter ini disebabkan 80 persen dari lahan yang digunakan merupakan milik pengembang perumahan.
"Kami (pemkot) hanya 20 persen dan sudah dalam proses pembebasan. Sebagian sudah proses lelang. Sisanya 80 persen adalah lahan milik pengembang," ungkap mantan Kepala Bappeko dan DKP Surabaya ini.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
JLLB yang mempunyai panjang 19,8 km dengan lebar 55 meter ini dikerjakan secara bertahap, Tahap pertama sekitar 2,18 km meliputi Kecamatan Lakarsantri-perbatasan Kabupaten Gresik.
Tahap II sepanjang 6,45 yang menghubungkan Lakarsantri-Raya Sememi. Tahap selanjutnya Raya Sememi-Romokalisari sepanjang 3,85 Km dan terakhir tahap IV yang menghubungkan Raya Sememi-Raya Tambak Osowilangun.
Risma juga berharap dengan dibangunnya JLLB bisa memberikan warisan berharga bagi generasi penerus untuk memajukan Surabaya lebih baik dan maju lagi. "Ini kita buat sejarah. Kita tinggalkan warisan utnuk anak cucu kita," pungkas Risma.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Selain terkoneksi kawasan utara-selatan dengan kota, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga menjadikan Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB) sebagai emergency landing. Bahkan Risma mengaku rencana emergency landing di ruas JLLB yang mempunyai 14 lajur dengan lebar 55 meter itu dihitung sendiri. "Yang di tengah (Benowo), planing saya untuk pendaratan darurat sehingga, seperti di Singapura," ungkapnya.
Menurut perhitungan Risma, emergency landing bisa digunakan pesawat jenis boeing 737-800. "Kita siapkan saja. Karena kalau emergency landing di Kali Lamong maupun Kali Brantas tidak mungkin karena kondisinya belok belok. Pokoknya kemarin saya hitung sendiri bener saya hitung, wong walikotane insinyur," ujar Risma yang mendapat tepuk tangan dari undangan yang hadir.
Ia menjelaskan, JLLB yang 80 persen menggunakan lahan milik pengembang perumahan akan memiliki 14 lajur masing masing masing 7 lajur. "Nanti untuk lokasi emergency landing di tengah tidak akan ada barrier sehingga tidak ada halangan serta lajur lambat lebih luas dibanding lajur cepat, agar ekonmi masyarakat lebih cepat berkembang," pungkas Risma.
Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
Tahap II sepanjang 6,45 yang menghubungkan Lakarsantri-Raya Sememi. Tahap selanjutnya Raya Sememi-Romokalisari sepanjang 3,85 Km dan terakhir tahap IV yang menghubungkan Raya Sememi-Raya Tambak Osowilangun. (yul/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News