SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dugaan aksi bunuh diri Profesor Laba Maha Putra (62), warga Galaxy Bumi Permai blok F-6, Kamis (24/9), ditemukan kejangalan. Sebelumnya, aksi bunuh diri dilakukan dengan melompat dari gedung Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) lantai 2 ITS Surabaya. Ternyata hal ini tidak sesuai keterangan saksi di tempat kejadian dan kondisi tewasnya korban di lokasi.
Korban ditemukan pertamakali oleh Romli, warga Jombang dengan kondisi terlentang dan kepala mengeluarkan darah dan bahu kanan retak. Romli yang bekerja sebagai kuli bangunan dan tinggal di proyek pembangunan gedung MIPA, Kamis (34/9) malam itu akan pergi keluar proyek untuk membeli rokok.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Belum sampai di pintu gerbang luar proyek, Romli kaget melihat ada seorang laki-laki tergeletak, sekitar 6 hingga 8 meter dari bangunan gedung MIPA.
Melihat ada laki-laki tua yang dipastikan sudah tidak bernyawa, Romli lantas melaporkan ke satpam Suryadi (53). Suryadi yang ditemui wartawan memberikan keterangan, salah satu kuli bangunan bernama Budi sempat melihat korban sebelum ditemukan tewas.
Budi menceritakan kepada Suryadi, sekitar pukul 17.00 WIB korban bersama seorang laki-laki bernama Ahmad Rizal Fakhruki yang diketahui sebagai menantu korban, datang ke lokasi mengendarai mobil.
Baca Juga: Didukung Penyintas Semeru, Rakka dan TPD Lumajang yakin Khofifah-Emil Menang
Sesampainya di lokasi gedung MIPA, korban turun dari mobil dan berjalan menuju pintu masuk lokasi pembangunan gedung, tidak lama korban kembali ke mobil dan meninggalkan lokasi.
"Tukang sini bernama Budi sempat melihat korban bersama menantunya datang ke pintu masuk gedung. Namun tidak lama keduanya pergi," ujar Suryadi.
Pada pukul 17.30 WIB, korban dan menantunya kembali ke pintu masuk lokasi gedung MIPA. Namun, kali ini korban menyuruh sang menantu agar pulang ke rumah guna mengambil ponsel korban yang tertinggal.
Baca Juga: Bersama Unair, FH UTM Jalin Kerja Sama dengan Faculty of Law Maastricht University
Setelah menantu korban pergi, kemudian korban masuk ke area bangunan geduang MIPA. Di dalam gedung, korban sempat terdiam lama. Budi mengetahui bahwa ada seorang laki-laki tua sedang berdiri terdiam.
Budi yang mengetahuinya, menyuruh korban keluar dan meninggalkan lokasi, namun hal itu tidak digubris. Karena Jengkel lantas Budi keluar dari lokasi dan meninggalkan laki-laki tua itu. Tidak lama kemudian Romli saat akan keluar untuk membeli rokok menemukan korban sudah tidak bernyawa.
Dari peristiwa ditemukannya korban tewas dalam keadaan terlentang dengan jarak 6-8 meter dari bangunan gedung, BANGSAONLINE.com mengkonfirmasikan kepada Kanit Reskrim Polsek Sukolilo AKP M. Akhyar.
Baca Juga: Gala Dinner Pimnas ke-37 Unair, Pj Gubernur Jatim Komitmen Dukung Perkembangan Perguruan Tinggi
Saat dipertanyakan jatuhnya korban karena terpeleset atau melompat atau dibunuh? AKP M. Akhyar menyatakan, korban tewas murni karena bunuh diri.
"Memang dari pihak keluarga korban meminta tolong agar kematian korban tidak perlu dipublikasikan. Namun, hal tersebut kita tolak karena kita akan lakukan penyelidikan lagi apakah ada dugaan pembunuhan, meski sementara ini kita pastikan itu adalah bunuh diri," papar M. Akhyar.
M. Akhyar berkeyakinan sementara, peristiwa tersebut adalah bunuh diri karena ditemukan ada bukti sms dari ponsel korban yang dikirim ke menantunya dan istrinya.
Baca Juga: AHY Raih Gelar Doktor dari Unair, Khofifah Yakin Bakal Bawa Kebaikan Bagi Bangsa
"Papa pamit di mobil ada terpal bungkus jenazah yang berada di dalam mobil. Jenazah papa bawa pulang, maafkan, MIPA ITS," isi sms dari korban.
M. Akhyar juga menambahkan, kemungkinan korban melakukan aksi bunuh diri dengan cara menjatuhkan diri ke arah belakang badan, sehingga jatuhnya di tanah terlentang.
Namun saat ditanyakan kenapa jatuhnya korban jauh dari bangunan gedung MIPA? "Untuk itu, tunggu hasil oleh TKP yang dilakukan oleh Identifikasi Polrestabes Surabaya," ujarnya.
Baca Juga: Resmi Bergelar Doktor, Ada SBY hingga Khofifah di Sidang Terbuka AHY
Penyebab korban nekat bunuh diri disebabkan sakit yang dideritanya tidak kunjung terobati, yakni penyakit jenis Metastase Larva stong Ilus (pembulu darah otak) yang diderita oleh korban dan sudah menyerang selama 2 tahun.
Hal tersebut dibenarkan oleh M. Akhyar, bahwa sakit yang dideritanya sudah lama. "Keterangan yang kita dapat dari pemeriksaan kepada menantu dan istri korban, bahwa korban menderita sakit yang sudah cukup lama, kemungkinan itu yang membuat dia putus harapan", tambahnya.
Namun kembali ditemukan informasi dari salah satu mahasiswa di Unair. Murid yang tidak berkenan menyebutkan namanya, memberikan sms yang masuk di ponsel pada 1 September 2015 lalu.
Baca Juga: Menteri ATR/BPN Ikut Ujian Diktoral di Surabaya
Sms yang berisi bahwa, korban pernah bercerita kepada mahasiswanya yang ada di kelas A, kalau 2 tahun mengidap penyakit yang tidak tahu apa. Hanya saja, pas 1 September kemarin akhirnya dia menemukan dokter yang bisa mendiagnosa dan menemukan adanya jenis penyakit cacing kuda.
Pihak Polsek Sukolilo tetap akan melakukan penyelidikan apakah adanya motif pembunuhan atau memang murni aksi bunuh diri. "Tetap kita lakukan pemeriksaan kepada pihak-pihak terkait, meski pihak keluarga korban keberatan untuk dipublikasikan," tutup M. Akhyar. (yan/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News