BONDOWOSO, BANGSAONLINE.com - Berbagai cara dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso untuk mengurangi lahan kritis, salah satunya melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Bondowoso dengan menanam berbagai jenis bibit mulai dari sengon, aren, jati, dan jabon.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Bondowoso, H. M. Erfan Ghani mengatakan, dari delapan ribu hektar tersebut, 2.500 hektar di antaranya berada pada tahap kritis aktual di mana lahan tersebut tak bisa diolah dan dimanfaatkan lagi.
"Pada akhir 2014 kemarin ada sekitar 8.900 hektar lahan kritis. Dengan penanaman bibit ini, kita berharap yang sudah dilakukan luasan kritis bisa berkurang. Kita sedang evaluasi data terbarunya. Dari angka itu sekitar 2.500 hektare masuk katagori kritis aktual di mana lapisan olahnya sudah habis," ujar Erfan kepada wartawan, Kamis (1/10).
Menurutnya, untuk mengurangi lahan kritis kritis tersebut, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Bondowoso melaksanakan sejumlah kegiatan seperti penghijauan dengan membagikan 4.000 bibit pohon gratis di desa-desa yang mengalami lahan kritis tersebut.
Selain itu, Erfan juga mengatakan, mulai dari tahun 2014 kemarin Dishutbun juga sudah memberikan pendampingan kepada petani sengon mulai dari cara tanam, pemakaian pupuk seimbang bahkan sampai pada pasca panennya, agar petani sengon bias mendapatkan hasil yang baik.
" Karena sekarang masyarakat sangat senang menanam pohon sengon ya tetap kita arahkan untuk mengaplikasikan. Menanam bibit sengon di mata masyarakat Itu dipandang enak, karena mulai dari cara tanam dan perawatannya itu tidak sulit, maka kami arahkan untuk manfaatkan konservasi lahan kritis," imbuhnya
Dan data di Dishutbun Bondowoso menyebutkan, ribuan lahan kritis tersebut tersebar di sejumlah kecamatan seperti Wringin, Cermee, Prajekan.
Di samping itu, harapan dari Pemerintah Kabupaten Bondowoso lahan yang mengalami kritis tersebut bisa mengalami perubahan sedikit demi sedikit dengan ditanamnya bibit itu. Dishutbun menargetkan bisa mengurangi 1.000 hektare lahan kritis setiap tahun. (gik/rev)