BONDOWOSO, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 15 desa di 13 Kecamatan di Bondowoso mendapat pendampingan dari GAIN (Global Aliance for Improved Nutrition), Swiss, selama tiga tahun ke depan, mulai 2018 ini.
Dipilihnya wilayah tersebut, lantaran tingginya angka stunting berdasarkan data dari Dinas Kesehatan yang mengacu pada hasil bulan timbang Februari 2018.
Baca Juga: Sambut Hari Kesehatan Nasional ke-60, Dinkes Kota Batu Bidik Sekolah Gelar Aksi Bergizi
Sebanyak 10 desa di tujuh kecamatan di antaranya, masuk juga ke dalam wilayah focus stunting Dinkes. Yakni kecamatan Maesan, Grujugan, Binakal, Sumber Wringin, Prajekan, Tapen, dan Kelabang.
Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, dr. Imron menerangkan, pendampingan yang dilakukan yakni dengan memberikan pelatihan dan praktek langsung tentang pemberian ASI eksklusif yang ujungnya bisa menekan angka stunting.
"Jadi mereka harapannya masuk lewat Posyandu, yang akan diintervensi ibu, kader, ibu hamil, ibu bayi, dan ibu balita," paparnya, kemarin.
Baca Juga: Pemkot Pasuruan Meriahkan Hari Ikan Nasional dengan Lomba Masak dan Senam Gemarikan
Pihaknya berharap ke depan pendampingan ini akan direplikasi ke kecamatan lain. "Mudah-mudahan setelah tiga tahun, GAIN ini masih bertahan di Bondowoso, kalau GAIN bersedia mereplikasi berarti GAIN. Kalau tidak, ya berarti kabupaten Bondowoso," imbuhnya.
Lebih lanjut, Imron menerangkan bahwa dengan adanya pendampingan GAIN ini, pihaknya menargetkan bisa menekan angka stunting menjadi di bawah kurang dari 20 persen.
"Kalau target dari Dinkes, angka 38,3 persen saat ini ya, itu bisa turun dalam tiga tahun ke depan, di bawah 20 persen," paparnya.
Baca Juga: Satgas TMMD 122 Gandeng Pemkab Kediri Gelar Workshop Olahan Makanan Sehat
Diberitakan sebelumnya, angka stunting dan gizi buruk di Bondowoso cukup memprihatinkan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, tahun 2018 saat bulan timbang Februari 2018, jumlah balita dengan stunting mencapai 22.88 % persen dari total balita 45.956 yang lahir di kota tape ini.
“Dari hasil survei PSG tahun 2017 ada 38,3 % balita stunting di kabupaten Bondowoso. Jadi tidak semua balita diukur, itu hanya pakai sampling saja. Bulan Timbang dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus, tapi pelaksanaan buka posyandu dilakukan tiap bulan. Dengan adanya bulan timbang ini kita bisa memantau kondisi bayi dan balita. Sehingga, ditemukan hasilnya 22,88% pada bulan Februari 2018,” timpal dr. Titik Erna Erawati, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Bondowoso.
Kondisi yang memprihatinkan ini sebenarnya telah ditekan melalui berbagai upaya, mulai dari hulu yakni pemberian tablet FE (tablet tambah darah ) yang rutin diberikan pada remaja putri tiap minggu 1 tablet, pemberian informasi tentang 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK).
Baca Juga: Pesan Pj Wali Kota Kediri saat Buka Workshop Bina Keluarga Remaja
Di sisi lain, juga dilakukan kegiatan emo demonstration, yakni pemberian informasi, edukasi kepada masyrakat dengan melibatkan ibu balita dan masih banyak lagi.
Namun demikian, sejumlah faktor lainnya masih menghantui upaya penekanan angka stunting. Seperti, pengetahuan masyarakat tentang pola asuh yg sangat kurang. Kemudian kepedulian masyarakat tentang pentingnya ASI, dan faktor lainnya. (giy/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News