
“Pencapaian ini memperkuat dedikasi tim dalam menghadirkan inovasi ramah lingkungan dan berkontribusi terhadap masa depan yang lebih baik,” tuturnya.
Dari sisi performa, menurut Valen, pupuk ini mampu meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air hingga 50,67 persen, meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi tanaman, serta mempercepat pertumbuhan akar dan produktivitas tanaman dengan peningkatan hasil panen sebesar 14 persen.
“Hasilnya, pupuk ini terbukti dapat menghemat biaya pertanian hingga Rp 1,38 juta per hektar per bulan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Valen menjelaskan bahwa Bloomie lahir dari keresahannya terhadap pencemaran lingkungan akibat residu pupuk kimia dan limbah organik yang belum termanfaatkan dengan baik.
“Penggunaan pupuk konvensional berlebihan seringkali menyebabkan kerusakan tanah dan pencemaran air, sementara limbah pertanian terus menumpuk tanpa solusi yang efektif,” ujar Valen. (msn)