
Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa bantuan kemiskinan ekstrem merupakan salah satu fokus utama pemerintah pusat maupun daerah, sebagai bagian dari target penghapusan kemiskinan ekstrem di Indonesia pada 2024–2025. Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang berkomitmen tinggi untuk mencapai target tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah daerah terus melakukan pembaruan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) agar program-program bantuan bisa lebih tepat sasaran. Sinergi antara pemerintah desa, kabupaten/kota, dan provinsi menjadi kunci keberhasilan program ini.
“Penyaluran bantuan ini kita harapkan mampu menjangkau langsung warga yang benar-benar membutuhkan. Kita ingin memastikan bahwa tidak ada satu pun warga Jawa Timur yang tertinggal dari perhatian negara,” katanya
“Terima kasih semuanya, sehat semua, semoga Allah anugerahkan keberkahan untuk kita semua, barokah hidup kita, barokah keluarga kita, barokah Bondowoso, barokah Jawa Timur, barokah Indonesia,” pungkas Khofifah
Kehadiran Gubernur Khofifah dalam penyerahan bantuan ini juga disambut antusias oleh masyarakat. Penerima manfaat menyampaikan rasa syukur dan haru karena merasa diperhatikan langsung oleh pemimpin daerah.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur mendapat bantuan ini. Terima kasih Ibu Gubernur, semoga Allah membalas kebaikan panjenengan,” ujar Towilah, seorang ibu yang memiliki anak penyandang disabilitas cerebral palsy usia 13 tahun.
Dengan penyaluran bantuan sosial di Kabupaten Bondowoso ini, Pemprov Jatim terus menunjukkan komitmennya dalam membangun keadilan sosial dan memperkuat ketahanan masyarakat dari bawah. Program ini diharapkan mampu menjadi pendorong transformasi sosial menuju Jawa Timur yang lebih sejahtera dan inklusif.
Untuk diketahui, pada tahun 2025 ini, Pemprov Jatim mengalokasikan anggaran sebesar Rp180.421.750.000 melalui Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur untuk sebelas program bantuan sosial di seluruh kabupaten/kota se-Jawa Timur.
Adapun sebelas bansos yang dialokasikan Pemprov Jatim yaitu Program Keluarga Harapan (PKH) Plus untuk 50.000 orang penerima, bantuan sosial kemiskinan ekstrem untuk 23.000 orang, bantuan asistensi sosial penyandang disabilitas (ASPD) untuk 4.000 orang.
Serta bantuan sosial permakanan bagi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA), Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKSLU), dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Penyandang Disabilitas (LKSPD) masing-masing 94 orang.
Selain itu juga program Kewirausahaan Inklusif Produktif (KIP) Putri Jawara 1.610 orang, KPM Juara 700 orang, PPKS Jawara 578 orang dan Eks PPKS Jawara 132 orang. Juga ada bantuan langsung tunai (BLT) buruh pabrik rokok lintas wilayah sebanyak 15.000 orang. (dev/mar)