Elektabilitas Risma-Whisnu terus Naik

Elektabilitas Risma-Whisnu terus Naik Risma dan Whisnu

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tingkat keterpilihan pasangan Calon Wali Kota-Calon Wakil Wali Kota Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana merangkak naik. Jika Agustus lalu elektabilitas pasangan calon yang diusung PDI Perjuangan dalam Pilkada Surabaya itu 85 persen, sekarang elektabilitasnya sudah mencapai 87 persen.

"Agustus, hasil survey internal kita 85 persen, sekarang sudah 87 persen," ungkap Ketua DPC PDIP Surabaya, Whisnu Sakti Buana, di acara Sosialisasi Pemenangan Risma-Whisnu dan pembekalan saksi, di Gedung Wanita, Kalibokor, Kamis (15/10/2015) malam.

Baca Juga: Untuk Cawali Surabaya, Risma Dikabarkan Punya Dua Jago: Ery Cahyadi dan Hendro Gunawan

Meski mengalami kenaikan, politisi yang akrab disapa Mas WS ini mengajak para kader PDIP tidak lengah dengan perolehan tersebut. "Angka 87 bukan angka yang tinggi. Jangan lengah karena sudah merasa meraih kemenangan," ajaknya.

Dia minta kader PDIP untuk tetap bekerja keras meraih kemenangan. Khususnya kepada para saksi sebagai ujung tombak untuk meraih kemenangan. Menurutnya, target peroleh PDIP pada Pilkada Surabaya 9 Desember depan mencapai 93 persen. "Target kita tak berubah, 93 persen," tegasnya.

Mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya itu memberi perhatian khusus pada Kecamatan Sukolilo dan Mulyorejo. Dia minta di dua wilayah itu bisa meraih kemenangan mutlak. Whisnu bahkan berjanji akan memberi reward berupa sepeda motor 5 unit dan beberapa ekor sapi bagi peraih suara terbanyak di tiap dapil, terutama di Sukolilo dan Mulyorejo.

Baca Juga: PDIP Minta Mahar Hingga Rp 10 M, Cawawali Surabaya Punya Uang Berapa?

"Kenapa Sukolilo perlu diperhatikan, karena hasil survey di daerah ini agak rendah," ungkapnya.

Whisnu menambahkan, kemenangan PDI Perjuangan di Pilkada 2015 untuk mengulang kesuksesan Pilkada Surabaya 2010, dan kemenangan besar saat Pemilu Legislatif 2014 lalu. "Ini kesempatan untuk menunjukkan bahwa Surabaya akan tetap merah. Dan PDIP Surabaya sebagai barometer nasional," ujarnya.

Sementara, Calon Wali Kota Tri Rismaharini kembali mengingatkan para kader dan saksi PDI Perjuangan untuk tetap mewaspadai praktik politik uang. "Jika kita mau menerima, kita akan menyesal 5 tahun," kata Risma.

Baca Juga: PKB Intruksikan Kader Sosialisasikan Fandi Utomo sebagai Cawali Surabaya

Dia mengungkapkan adanya informasi, bahwa para pemilih akan mendapat uang jika memilih pasangan tertentu. Modusnya, dengan cara memotret hasil coblosan. "Informasinya A-1, coblosan difoto dengan kamera kecil, kemudian ditukarkan dengan uang," paparnya.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya yang beberapa kali meraih penghargaan nasional dan internasional itu minta kader PDIP untuk mencermati. "Tolong komplain jika menemukan itu," ajaknya.

Risma menepis, kabar bahwa selama pemerintahannya kurang memperhatikan kawasan pinggiran. Menurutnya, di sejumlah kawasan pinggiran selama ini telah dibagun infrastruktur jalan dan institusi pendidikan. "Bisa dicek, di Sukolilo dan Mulyorejo. Waktu jadi wali kota, saya bangun infrastruktur jalan, tujuannya untuk akses ekonomi," jelasnya.

Baca Juga: Di Depan 700 Kiai MWCNU-Ranting NU se-Surabaya, Kiai Asep: Wali Kota Surabaya Harus Kader NU

Meski sudah berembus adanya politik uang, Risma mengajak seluruh kader PDI Perjuangan tetap solid sampai saat coblosan Pilkada Surabaya yang kurang 54 hari lagi. (lan/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO