
BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Aksi unjuk rasa aliansi ratusan aktivis mahasiswa Cipayung Plus di depan Gedung DPRD Bangkalan, Senin (1/9/2025), nyaris ricuh.
Penyebabnya, Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, tiba-tiba hadir di lokasi aksi dan masuk ke lingkaran tamu undangan.
Bupati Lukman mendadak bergabung bersama jajaran tamu undangan, seperti Ketua DPRD Bangkalan, Kapolres, Dandim, Danlanal, serta sejumlah anggota DPRD lainnya yang sedang diskusi dengan mahasiswa.
Kehadiran orang nomor satu di Bangkalan itu pun memicu protes keras dari mahasiswa, khususnya dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Salah satu anggota GMNI Bangkalan berteriak meminta Lukman segera meninggalkan lingkaran. Ia menegaskan, kehadiran bupati tidak sesuai dengan kesepakatan awal aksi.
"Bupati tidak diundang dan tidak termasuk dalam kesepakatan aksi. Kami minta beliau keluar," ujar salah satu peserta aksi dari GMNI.
Desakan serupa juga disuarakan mahasiswa lainnya. Karena desakan massa semakin kuat, Bupati Lukman akhirnya meninggalkan lokasi dengan berjalan menuju mobil dinasnya.
Setelah bupati keluar, situasi berangsur kondusif. Namun tak berselang lama, GMNI dan HMI justru memilih menarik diri dari aksi dan meninggalkan halaman Gedung DPRD Bangkalan.
Ketua GMNI Bangkalan, Fawaz, menjelaskan bahwa selain persoalan kehadiran bupati, ada masalah lain yang membuat pihaknya mundur.
"Awalnya hanya ada tiga tuntutan hasil rapat, tapi saat aksi berkembang menjadi lima tuntutan tanpa koordinasi. Itu yang membuat kami keluar," ungkap Fawaz.
Sementara Ketua HMI Bangkalan, Krisna, menjelaskan alasan organisasinya mundur, karena ada miskomunikasi. "Yang jelas ada miskomunikasi. Jadi kami memilih keluar," kata Krisna singkat.
Meski begitu, organisasi mahasiswa lain seperti PMII, IMM, dan Himaba tetap melanjutkan aksi.
Sedangkan, massa dari GMNI dan HMI melanjutkan aksinya di pertigaan Halim Perdana Kusuma atau depan Pos Lantas Halim Mlajah, Bangkalan.
Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono, mengapresiasi unjuk rasa mahasiswa yang berlangsung aman dan tertib. Menurutnya, ada sekitar 300 mahasiswa yang terlibat dalam aksi tersebut.
"Situasi terkendali. Kami bersama jajaran Forkopimda, Dandim, Danlanal, dan Batalyon sudah berkoordinasi penuh untuk menjaga keamanan," tegas Hendro seraya mengimbau masyarakat Bangkalan untuk tetap tenang dan tidak khawatir.
"Bangkalan tetap aman dan kondusif," pungkasnya. (uzi/rev)