
BANTEN, BANGSAONLINE.com – Buku terbaru tentang perjuangan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, dilaunching di Aula Pendopo Gubernur Banten, Rabu (24/9/2925). Launching buku berjudul Kiblat Dunia Islam dan Peradaban Dunia itu berbarengan dengan Pelantikan Pengurus Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PW Pergunu) Banten periode 2025-20230.
Acara itu dihadiri langsung oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) dan Dr Aris Adi Lakono, Sekjen PP Pergunu.
Launching buku setebal 280 halaman itu ditandai dengan penyerahan buku secara simbolik oleh M. Mas’ud Adnan sebagai penulis kepada para tokoh dan ulama Provinsi Banten.
Antara lain Gubernur Banten Andra Soni, Ketua PWNU Banten KH Hafis Gunawan, Ketua MUI Banten KH A Bazari Syam, Bupati Serang Ratus Rochmatuzakiyah, Ketua KPU Banten Mohamad Ihsan dan tokoh-tokoh serta ulama lainnya.
“Alhamdulillah. Ini buku kedua yang saya tulis tentang Pak Yai Asep. Buku pertama berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan yang sudah mengalami cetak ulang berkali-kali,” kata M. Mas’ud Adnan, penulis buku Kiblat Dunia Islam dan Peradaban Dunia yang juga penulis Kiai Miliarder Tapi Dermawan kepada BANGSAONLINE, Senin (29/0/2025).
“Buku ini sebenarnya catatan jurnalistik saya ketika mengikuti perjalanan Kiai Asep ke beberapa negara, seperti Mesir, Maroko, Brunei, Thailand, Hongkong dan negara lainnya,” tambah alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair itu.
Foto: bangsaonline
Menurut Mas’ud Adnan, Kiai Asep memiliki obsesi besar tentang pendidikan Indonesia.
“Kiai Asep tak habis pikir kenapa Indonesia yang merupakan negara Islam terbesar kok pendidikan tingginya kalah dengan Mesir bahkan kalah dengan Yaman. Terutama pendidikan tinggi Islamnya," tutur M. Mas'ud Adnan
Menurut Mas'ud, ini pemikiran sangat menarik sekaligus kritis dan korektif.
"Karena itu saya lalu mengeksplorasi pemikiran-pemikiran beliau dengan wawancara,” tambah M. Mas’ud Adnan.
Menurut Mas'ud, Kiai Asep menilai ekonomi Indonesia jauh di atas Mesir dan Yaman.
"Tapi kenapa pendidikan tinggi Islamnya kita kalah jauh dengan Mesir, Yaman, Maroko dan Tunisia. Kata Kiai Asep, Mesir punya Universitas Al Azhar, Tunisia punya Universitas Az-Zaituna (Ez-Zitouna University), Yaman memiliki Universitas Al-Ahgaff, dan Maroko punya Al-Qarawiyyin,” tambah Mas’ud Adnan.
Karena itu Kiai Asep kini berusaha untuk mengembangkan Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Pacet Mojokerto Jawa Timur sebagai perguruan tinggi global atau internasional.
"Kata Kiai Asep, kalau kita kalah dengan Mesir masih wajar, tapi kalau kita kalah dengan Yaman, kok aneh," kata Mas'ud Adnan lagi.
Berbagai perguruan tinggi Islam itu telah mengharumkan nama negara-negera tersebut. Bahkan juga sekaligus mempopulerkan nama negaranya.
M.Mas'ud Adnan menyerahkan buku Kiblat Dunia Islam dan Peradaban Dunia kepada Bupati Serang Ratu Rochmatuzakiyah di Aula Pendodo Gubernur Banten, Rabu (24/9/2925). Foto: bangsaonline
Karena itu Kiai Asep berpikir keras untuk mengangakat pendidikan tinggi Islam Indonesia ke tataran global atau dunia.
“Dan Kiai Asep menemukan solusinya. Yaitu dengan cara memberikan beasiswa kepada mahasiswa asing atau luar negeri. Jadi beliau melakukan perjalanan ke luar negeri selain untuk menjalin kerjasama denggan berbagai perguruan tinggi di luar negeri juga untuk menawarkan beasiswa. Hebatnya, dana beasiswa itu dari uang pribadi beliau,” tutur Mas’ud Adnan.
M. Mas’ud Adnan selama ini popular sebagai wartawan. Ia CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com yang berkantor di Jl Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya.
Ia banyak menulis tentang NU dan Gus Dur. Bukunya yang sudah terbit, antara lain: Presiden Dur yang Gus Itu (2000), Gus Dur hanya Kalah dengan Orang Madura (2010), Sunan Gus Dur, Akrobat Politik ala Nabi Khidir (2011), dan beberapa tulisan lainnya.
Acara launching buku itu juga dihadiri para tokoh dari Jawa Timur. Antara lain Ketua PW Pencak Silat Tapak Suci Jawa Timur, Dr Achmad Rubaie, Staf Khusus Kemendes Dr KH Afif Zamroni, Pengurus PW PAN Jatim Mohammad Fachruddin, Sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional Muhammad Ghofirin, Habib Syarief Hassan dan lainnya.