
MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Habib Ahmad bersama rombongannya dari Jakarta menyelenggarakan shalawat burdah di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto, Sabtu (20/9/2025) malam. Acara yang digelar di Masjid Raya KH Abdul Chalim itu dihadiri ribuan santri Amanatul Ummah dan masyarakat dari Mojokerto.
“Dengan acara shalawat burdah diselenggarakan di Amanatul Ummah, ini suatu pertanda sudah tidak ada perselisihan antara habaib dengan PWI. Saya ini PWI, saya ini dzuriyah Sunan Gunung Jati,” tegas Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto sebelum acara shalawat burdah itu dimulai.
Yang dimaksud PWI adalah Perjuangan Wali Songo Laskar Sabilillah (PWI LS) yang dipimpin Abbas Billy Yachsy. PWI LS juga dikenal sebagai pendukung KH Imaduddin Utsmani Al Bantani.
PWI LS selama ini berselisih tajam dengan habaib. Perselisihan itu berawal dari hasil penelitian Kiai Imaduddin yang menyebut bahwa nasab habaib Ba’lawy terputus dengan nasab Nabi Muhammad SAW. Klan Ba’alay terutama keturunan Yaman tak terima. Maka terjadilah konflik berkepanjangan.
Menurut Kiai Asep, habaib dan PWI LS sama-sama baik.
“Habaib baik. PWI baik. Yang tidak baik itu yang sombong,” tegas putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang kemerdekaan RI yang paa 10 November 2023 ditetapkan sebagai pahlawan nasional.
Kiai Asep sendiri pernah menjadi korban kesombongan seorang habib Pasuruan. Yaitu seorang petinggi Rabithah ‘Alawiyah. Kiai Asep direndahkan di depan umum. Kiai kharismatik yang sering menjadi jujugan pejabat tinggi negara itu dianggap tak ada apa-apanya.
Kasus tersebut viral. Bahkan Podcast Bangsaonline yang memuat masalah tersebut ditonton 292 rbu penonton.
Tapi kiai yang memiliki puluhan ribu santri yang bertebaran di berbagai perguruan tinggi dunia itu tak dendam. Kiai Asep bahkan selalu tertawa ketika mengingat peristiwa tersebut.
Kiai Asep justru berharap ke depan sudah tak ada perselisihan lagi. Karena itu shalawat burdah yang dipimpin Habib Ahmad itu diselenggarakan di pesantren yang dipimpinnya.
“Untuk kedamaian dan ukhuwah Islamiyah,” kata kiai miliarder tapi dermawan yang juga Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
Pantauan BANGSAONLINE di lokasi, acara shalawat burdah itu baru dimulai pukul 20.00 WIB. Tapi Kiai Asep sudah berada di masjid Raya KH Abdul Chalim itu sebelum isya’. Sebelum acara dimulai Kiai Asep mengimami shalat jemaah isya’.
Sementara Habib Ahmad baru tiba di lokasi pukul 21.00 WIB. Habib Ahmad sebenarnya sudah datang sejak siang. Ia istirahat di tempat transit Universitas KH Abdul Chalim yang sering disebut sebagai istana. Gedung besar dan megah bercat putih itu oelh Kiai Asep dijadikan sebagai tempat menerima tamu kehormatan seperti pejabat tinggi negara atau ulama dan tamu istimewa lainnya.
Dalam acara itu tampak hadir Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Mojokerto Dr Muhammad Al Barra (Gus Bara).