Stasiun Mrawan berdiri sejak 1902 dan masih beroperasi hingga saat ini.
JEMBER, BANGSAONLINE.com – Stasiun Mrawan memiliki keunikan tersendiri dan juga memiliki sejarah yang panjang. Stasiun tua ini sudah ada sejak tahun 1902.
Stasiun itu termasuk stasiun paling tinggi yang ada di wilayah Daop 9 Jember. Lokasi stasiun itu berada di ketinggian 524 meter di atas permukaan laut (MDPL). Nama Mrawan asalnya dari nama sungai yang mengalir di dekat kompleks stasiun mrawan.
Peran stasiun itu bukan main-main, menjadi penggerak roda perekonomian wilayah Jember dan Banyuwangi. Dari awal, stasiun tersebut jadi jalur utama pengangkutan hasil perkebunan ke berbagai daerah yang ada di Indonesia.
Saat ini, berkembang fungsi menjadi simpul perjalanan yang menyatukan nilai sejarah ekonomi dan pariwisata.
Stasiun itu terletak di bentang Gunung Gumitir yang punya pemandangan sangat indah. Jalur di sekitar Mrawan melewati hamparan kebun kopi, kakao, dan karet milik PTPN XII.
Tak jauh dari stasiun, berdiri Terowongan Mrawan dengan panjang hingga 690 meter yang dibangun pada tahun 1901 dan selesai pada 1910 oleh Staatsspoorwegen, perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Belanda.
Pembangunan dimulai dari mendirikan tembok di kedua sisi terowongan pada masa 1901-1902, lalu dilanjut dengan konstruksi lengkung penutup yang memakan waktu sampai delapan tahun.
Terowongan tersebut menembus Gunung Gumitir yang membatasi Jember dengan Banyuwangi, menjadi salah satu jalur penghubung yang vital di kawasan lintas selatan Pulau Jawa.
Terowongan itu berada di antara Stasiun Mrawan dan Stasiun Kalibaru. Tepatnya di KM 30+777. Hingga kini, Terowongan Mrawan merupakan terowongan aktif terpanjang kelima di Indonesia, namun kalah dari terowongan Sasaksaat, bagian dari jalur kereta yang menghubungkan Padalarang – Purwakarta – Cikampek, yang memiliki panjang hingga 949 km.
Terowongan itu jadi simbol keandalan teknologi perkeretaapian jaman dulu yang tetap berfungsi hingga saat ini.
Berdasarkan keterangan Vice President Public Relations KAI Anne Purba, Stasiun Mrawan menjadi potret peran transportasi publik guna mendukung masyarakat, negara, dan ekonomi.
“Stasiun Mrawan memperlihatkan bagaimana perkeretaapian hadir sebagai penggerak ekonomi daerah, penghubung mobilitas masyarakat, sekaligus penjaga warisan sejarah bangsa. Kawasan ini memberi pengalaman perjalanan yang bernilai, sekaligus manfaat ekonomi bagi warga di sekitarnya,” kata Anne.
Ia mengatakan, lintasan Mrawan memperkuat konektivitas antara sektor transportasi pertanian, dan pariwisata. Tiap perjalanan di jalur ini membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi serta menegaskan kontribusi KAI terhadap pengembangan wilayah. (glg)











