Kunjungi TSIP Singapura, Gubernur Khofifah Tertarik Adaptasi Pengolahan Sampah Jadi Energi (WtE)

Kunjungi TSIP Singapura, Gubernur Khofifah Tertarik Adaptasi Pengolahan Sampah Jadi Energi (WtE) ubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat mengunjungi Tuas South Incineration Plant (TSIP), fasilitas pengolahan sampah menjadi energi (waste-to-energy/WtE) terbesar, tercanggih, dan paling strategis di Singapura.

Sebagai provinsi besar dan dinamis, Jawa Timur menghadapi tantangan pengelolaan sampah perkotaan, industri, dan pesisir. Karena itu, Pemprov Jatim tengah memperkuat strategi melalui edukasi pemilahan sampah, pengurangan dari sumber, penguatan daur ulang, pengembangan ekonomi sirkular, dan penerapan teknologi ramah lingkungan.

"Kami memperkuat strategi dengan beberapa upaya seperti pengurangan sampah dari sumbernya melalui peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat, penguatan sistem pemilahan dan daur ulang, pengembangan ekonomi sirkular, dan adopsi teknologi ramah lingkungan untuk pengolahan sampah," jelasnya.

Selain itu, Pemprov Jatim juga telah mengembangkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) melalui Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Benowo di Surabaya, seluas ±27,4 hektare yang beroperasi sejak 2001.

Dua sistem utama yang dijalankan adalah PLTSa Landfill Gas, yaitu pemanfaatan gas metana hasil fermentasi sampah menjadi listrik dan PSEL (PLTSa) gasifikasi yang mengubah sampah menjadi synthetic gas melalui pemanasan terbatas.

Sebelum mengunjungi TSIP, Khofifah terlebih dahulu bertemu dengan National Environment Agency (NEA) di 40 Scotts Road. NEA menekankan pentingnya kontribusi publik, terutama dalam pemilahan sampah sebagai langkah awal keberhasilan implementasi WtE.

"NEA menekankan bahwa langkah awal dari implementasi WTE adalah kontribusi publik dalam memilah sampah, sehingga dibutuhkan edukasi kepada masyarakat betapa pentingnya memilah sampah," tuturnya.

"NEA Singapura berperan penting dalam mengembangkan program WTE yang efektif dan berkelanjutan, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan," imbuhnya.

Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi tinggi kepada NEA dan manajemen TSIP atas kesempatan untuk mempelajari sistem pengelolaan sampah yang modern dan berkelanjutan tersebut.

Ia berharap kunjungan ini menjadi awal kerja sama yang lebih kuat antara Jawa Timur dan Singapura dalam pengelolaan sampah berkelanjutan, perlindungan lingkungan, dan pengembangan ekonomi hijau.

"Langkah yang bisa diupayakan untuk menuju masa depan yang lebih bersih, sehat, dan tangguh bagi generasi mendatang," pungkasnya. (dev/rev)