Sumi Rahayu (61), warga Desa Karangrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Memiliki jaminan kesehatan menjadi salah satu cara menjaga ketenangan di usia senja. Hal tersebutlah yang dilakukan oleh Sumi Rahayu (61), warga Desa Karangrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
Sumi tercatat sebagai peserta aktif Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan segmen kepesertaan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan hak rawat kelas III.
Meski jarang menggunakan layanan JKN, ia tetap berkomitmen menjaga kepesertaannya agar selalu aktif. Baginya, perlindungan kesehatan adalah bentuk kesiapsiagaan menghadapi hal-hal tak terduga.
”Saya selalu bayar iuran JKN setiap bulan, tidak pernah menunggak. Walaupun jarang dipakai, saya merasa tenang karena kalau sewaktu-waktu sakit, sudah ada jaminan yang siap membantu. Jadi tidak perlu bingung mencari biaya pengobatan,” kata Sumi saat dijumpai di Kediri beberapa waktu lalu.
Ia bersyukur tubuhnya sehat berkat pola hidup sehat. Kendati demikian, ia tidak merasa rugi membayar iuran.
Sebaliknya, ia senang karena iuran yang dibayarkan bisa membantu peserta lain yang membutuhkan layanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan prinsip gotong royong Program JKN, di mana peserta sehat membantu peserta sakit.
”Saya pikir, tidak rugi ikut JKN meskipun jarang digunakan. Iuran yang saya bayar bisa membantu orang lain yang sedang sakit. Kalau suatu saat saya yang membutuhkan, sudah ada JKN yang akan menanggungnya,” paparnya.
Selain itu, pembayaran rutin juga membuatnya terhindar dari denda Rawat Inap Tingkat Lanjut (RITL). Ia menegaskan, keterlambatan membayar iuran dapat menimbulkan denda.
Dengan membayar tepat waktu, ia merasa aman dan tidak khawatir ada biaya tambahan.
”Setahu saya jika menunggak bisa kena denda kalau harus rawat inap. Jadinya saya rutin bayar iurannya. Apalagi sekarang sudah ada HP, bayar iuran JKN bisa kapan saja dan lebih mudah. Saya selalu bayar tepat waktu karena rasanya lebih tenang, daripada nanti harus repot di kemudian hari,” ucapnya.
Sumi juga memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN untuk mengecek status kepesertaan dan jumlah tagihan. Menurutnya, layanan digital ini memudahkan peserta tanpa perlu datang ke kantor cabang.
”Dulu kalau mau tahu apakah kartu saya masih aktif atau belum, saya harus tanya ke petugas atau datang ke kantor BPJS Kesehatan. Sekarang tidak perlu lagi, cukup lewat HP. Saya buka aplikasi Mobile JKN, langsung kelihatan status kepesertaan saya aktif dan iurannya juga sudah dibayar,” katanya.
Ia mengapresiasi kemudahan yang diberikan BPJS Kesehatan dan berpesan agar masyarakat rutin membayar iuran, tidak menunggu sakit terlebih dahulu.
“Jangan nunggu sakit dulu baru sadar pentingnya JKN. Kalau sudah sakit dan kepesertaannya tidak aktif, nanti jadi terkendala saat mau berobat. Lebih baik dari sekarang iurannya dibayarkan secara tepat waktu. Bagi yang belum menjadi peserta saya sarankan segera mendaftar, karena sangat banyak manfaat yang diberikan Program JKN,” pungkasnya. (uji/mar)













