Ilustrasi. Foto: Ist
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Aksi bullying atau perundungan terhadap kalangan pelajar kembali terjadi, dan menimpa seorang siswa kelas 7 SMP yang terletak di Jalan Ngagel Rejo Utara. Seorang anak berinisial ABR (13), warga Jalan Bratang Gede, mengalami ketakutan setelah di-bully teman sekelasnya.
Akibat hal tersebut, ia enggan bersekolah selama satu bulan. Korban merasa malu dan sakit hati setelah diolok-olok terkait nama ayah kandungnya yang telah meninggal dunia.
“Suami saya yang juga ayah ABR meninggal dunia pada Juni 2025, dengan meninggalnya ayahnya membuat pukulan berat Akbar yang kala itu masih duduk di bangku SD. Dan sekarang malah temannya mengolok-olok mengatasnamakan ayahnya sehingga anaknya menjadi depresi,” kata Ulfa Noviyanti (40), ibu kandung ABR, saat dikonfirmasi, Selasa (2/12/2025).
Ia menambahkan, putra pertamanya yang dikenal gesit kini lebih banyak menutup diri sejak sang ayah tutup usia.
“Sebenarnya Akbar itu anaknya gesit, setelah ayahnya gak ada lebih tertutup sikapnya, dan sekarang malah gak mau sekolah dan kalau ada orang yang tidak dikenal malah menghindar,” ujarnya.
Disebutkan olehnya, pihak sekolah bersama kelurahan telah berupaya melakukan pendekatan dan mediasi.
“Kemarin Senin pihak Sekolahan dan Kelurahan Ngagel datang ke rumah untuk menyampaikan bahwa teman yang membully Akbar telah mengucapkan permintaan maaf. Tapi orang tua murid yang anaknya membully Akbar tidak bertemu langsung dengan saya melalui guru,” paparnya.
Namun, upaya tersebut belum berhasil.
“Anak saya tidak mau sekolah lagi di situ karena trauma, Akbar ingin pindah sekolah yang berdekatan dengan rumah sini yaitu SMPN 48, itu yang diutarakan,” ucap Ulfa.
Menanggapi kasus ini, Camat Wonokromo, Maria Agustin Yuriatiana, menyatakan pihaknya akan segera mengambil langkah.
“Akan kita lakukan tindakan segera, kita datangi ke sekolahan itu dan ke rumah murid. Coba kita mediasi dan fasilitasi apa yang harus dilakukan untuk membantu sang murid agar bisa kembali bersekolah,” ujarnya.












