JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa meneteskan air mata saat berziarah di makam KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sabtu (7/11/2015). Air mata Khofifah itu tumpah semakin deras ketika dia menabur bunga di atas pusara pendiri NU (Nahdlatul Ulama) Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari, yang bersebelahan dengan makam Gus Dur.
Kedatangan Khofifah bersama rombongan ke PP (Pondok Pesantren) Tebuireng itu disambut Nyai Farida Salahuddin Wahid. Selanjutnya, mereka menuju makam di komplek pesantren tersebut. Di area pemakaman itu ada pusara KH Abdurrahman Wahid, KH Wahid Hasyim, Hadratusyaikh Hasyim Hasyari, serta kerabat Tebuireng lainnya.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
Khofifah kemudian memanjatkan doa secara khusuk. Nah, pada ujung doa itulah terlihat air bening meleleh dari sudut mata Khofifah. Selanjutnya, Mensos menaburkan bunga di atas pusara presiden RI ke-4. Tangis Khofifah belum berhenti. Tetes air mata itu justru semakin deras ketika Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU ini menabur bunga di makam KH Hasyim Asyari.
Apakah karena Gus Dur belum mendapat anugerah pahlawan sehingga Khofifah menangis? Dia mengatakan, di maqbaroh (makam) Tebuireng terbaring jasad orang-orang besar. Termasuk tokoh sentral pertempuran 10 November 1945, yakni Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari. Pendiri NU itulah yang mengeluarkan resolusi jihad.
"Tahun ini peringatan 10 November terpusat di Surabaya dan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo. Peristiwanya di Surabaya, diperingati secara terpusat juga di Surabaya. Nah, salah satu tokoh sentral dalam peristiwa itu adalah Kiai Hasyim Asyari. Saya teringat jasa beliau sangat besar," kata Khofifah mengenang.
Baca Juga: Gus Ipul Tetap Jabat Mensos di Kabinet Merah Putih
Soal gelar Pahlawan Nasional untuk Gus Dur, Khofifah kembali menegaskan bahwa seluruh proses sudah selesai, namun masih menunggu waktu yang tepat. Menurut Khofifah, secara de facto (kenyataan) Gus Dur adalah seorang pahlawan.
"Tinggal menunggu de jure (menurut hukum) saja. Jasa Gus Dur sangat besar bagi bangsa ini. Sekali lagi, anugerah pahlawan untuk Gus Dur masih menunggu saat yang tepat," pungkasnya. (ony/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News