JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Inilah tradisi unik Pesantren Tebuireng saat merayakan Idul Adha 10 Dzulihijjah 1445 H. Sekitar 5.000 santri Tebuireng yang tak pulang kampung mengikuti takbir keliling dan bakar sate massal di pesanten yang terletak di Desa Cukir, Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Ribuan santri itu melakukan takbir keliling di sekitar makam Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Kawasan Makam Gus Dur (KMGD), Ahad (16/6/2024) malam.
Baca Juga: Grand Launching Majelis Istighotsah Ikapete, Gus Fahmi Ajak Lestarikan Peninggalan Mbah Hasyim
Ribuan santri itu mengarak sejumlah hasil kerajian tangan mereka terkait perayaan Idul Adha. Ada yang membawa miniatur ka’bah, save Palestina, miniatur sapi, bahkan ada yang membawa naga barongsai, dan sebagainya.
Takbir keliling itu diikuti semua unit pendidikan Pesantren Tebuireng. Mulai Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMP, SMA, Mu’allimin, dan semua pesantren di lingkungan Pesantren Tebuireng. Bahkan juga melibatkan karang taruna dan masjid di sekitar Pesantren Tebuireng.
Baca Juga: Ngaku Pelayan, Gus Fahmi Nangis saat Launching Majelis Istighatsah dan Ngaji Kitab At Tibyan
Para santri Pesantren Tebuireng bakar sate pada Idul Adlha 2016. Foto: dokumentasi bangsaonline.com.
Penampilan mereka juga dinilai oleh panitia. Yang menang mendapat trofi dan hadiah. Sehingga kontestasi takbir keliling itu jadi seru.
Para santri pun sangat senang dan surprise. "Takbir keliling seru bangettt, jarang ada di daerah mana2, antusias juga bagus,pesanyaa haruse jalan ditutup sementara buat keamanan sih," ungkap Elya Afifah, salah seorang santri dikutip Tebuireng Online.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
Selain takbir keliling, ribuan santri Pesantren Tebuireng juga melakukan bakar sate massal. Mudir Pesantren Tebuireng KH Lukman Hakim mengungkapkan bahwa bakar sate massal itu ditempatkan di empat lokasi.
"Ada 4 titik bakar sate rame-rame di dalam pondok, yakni di pondok putra dan putri," kata Kiai Lukman Hakim kepada wartawan dikutip iNews.
Menurut dia, bakar sate massal itu sekaligus jadi hiburan bagi para santri.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
"Jadi para santri tersebut menikmati liburan hari raya idul adha dengan rame-rame bakar sate di pondok," ujar Kiai Lukman Hakim.
Tahun ini Pesantren Tebuireng mendapat sumbangan 27 sapi dan 7 kambing kurban. Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, sapi kurban itu di antaranya dari Petrokimia Gresik.
Pesantren Tebuireng adalah pesantren yang didirikan Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari pada 1899 M itu. Hadratussyaikh juga dikenal sebagai pendiri organisasi terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU).
Baca Juga: Alasan Hadratussyaikh Tolak Anugerah Bintang Hindia Belanda, Kenapa Habib Usman Bin Yahya Menerima
Hadratussyaikh ditetapkan sebagai pahlawan nasional atas jasa besarnya memerdekaan Indonesia. Bahkan menurut wartawan As’ad Shihab yang banyak menulis tentang tokoh pejuang kemerdekaan RI, Hadratussyaikh merupakan peletak fondasi utama kemerdekaan RI.
Selain Hadratussyaikh, KH Abdul Wahid Hasyim juga ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Soekarno. Kiai Abdul Wahid Hasyim adalah putra sulung Hadratussyaikh.
Kiai A. Wahid Hasyim adalah ayah Gus Dur. Kiai A. Wahid Hasyim juga pernah menjadi pengasuh Pesantren Tebuireng dan Ketua Umum PBNU.
Baca Juga: Disambut Antusias Warga Blitar, Khofifah: Pekik Allahu Akbar Bung Tomo Dawuh Hadratussyaikh
Selain itu Kiai A. Wahid Hasyim juga termasuk tokoh nasional yang terlibat merumuskan Pancasila dan UUD 45. Bersama Soekarno dan Muhammad Hatta, Kiai A. Wahid merupakan anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). (MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News