Setya Novanto, dari Penjual Madu, Pencuci Mobil, Jadi Menantu Jenderal dan Ketua DPR

Setya Novanto, dari Penjual Madu, Pencuci Mobil, Jadi Menantu Jenderal dan Ketua DPR Setya Novanto (dua dari kanan) bersama Luhut Binsar Panjaitan dalam suatu acara. Foto: cnnindonesia.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Karir Setya Novanto luar biasa. Politisi Golkar etnis Tionghoa ini punya jiwa bisnis sangat kuat. Lihat saja perjalanan hidupnya sejak muda. Ia punya penciuman tajam dalam bidang bisnis. Tak aneh, jika ia sukses mengembangkan karir dalam bisnis.

Sayangnya, ketika ia aktif sebagai politisi, “jiwa dagang” itu tampaknya tak dikesampingkan. Akibatnya, ia kini tersandung masalah Freeport. Ia disebut-sebut minta saham Freeport dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla (JK). Ia bahkan kini populer dengan sebutan “papa minta saham”, sebuah plesetan dari kasus penipuan SMS “mama minta pulsa”.

Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan

Bagaimana sebenarnya perjalanan karir Setya Novanto? Berikut ini sosok Setya Novanto yang dirangkum dari Tempo dan Tribun Manado:

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto kini tengah menanti nasibnya yang akan diputuskan Mahkamah Kehormatan Dewan. Dia diduga mencatut nama Presiden Jokowi untuk meminta jatah saham ke PT Freeport Indonesia yang dilaporkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral kepada MKD.

Setya Novanto memang selalu jadi kontroversi. Namanya dikenal publik ketika tersandung kasus Bank Bali. PT Era Giat Prima, perkongsiannya dengan Djoko S. Tjandra —pemilik Mulia Group—menjadi juru tagih cessie Bank Bali di empat bank yang dilikuidasi pemerintah. 

Baca Juga: Umroh Pakai Hijab, DPR RI Minta Selebgram Transgender ini Ditangkap

Dari piutang Rp 904 miliar, Setya mendapat fee Rp 546 miliar, yang diduga mengalir ke kas Partai Golkar. Kendati jelas merugikan negara, kasus ini dihentikan Kejaksaan Agung. "Itu bukti saya tak bersalah," kata Setya, September tahun lalu.

Dari kasus itulah dia menjadi politikus andalan di Golkar. Jabatannya selalu bendahara. Namanya disebut dalam banyak kasus korupsi yang berhubungan dengan keputusan anggaran di parlemen. Dari suap anggaran Pekan Olahraga Nasional di Riau, pengaturan tender kartu tanda penduduk elektronik, hingga dugaan penyuapan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. "Saya sering dituduh macam-macam," ujarnya.

Setya Novanto mengaku tidak mudah dalam mengawali kariernya untuk menjadi sekarang. Dia mengaku harus berjualan madu dan beras untuk menutupi hidup saat kuliah di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya. Berbagai pekerjaan dia lakoni, dari menjadi anggota staf penjualan PT Sinar Mas Galaxy, diler mobil Suzuki, hingga menjadi model dan terpilih jadi pria tampan Surabaya pada 1975.

Baca Juga: Wakil Ketua Komisi III DPR RI Dukung Pasangan Fren Pimpin Kota Kediri

Lulus kuliah, dia pindah ke PT Aninda Cipta Perdana, penyalur pupuk PT Petrokimia Gresik untuk wilayah Surabaya dan Nusa Tenggara Timur, milik Hayono Isman, Menteri Pemuda dan Olahraga kabinet Presiden Soeharto, yang tak lain teman sekelas Setya di SMA Negeri 9 Jakarta. Menjadi penyalur pupuk itulah awal mula persinggungan Setya dengan Nusa Tenggara Timur.

Selama tiga periode menjadi anggota DPR dari Golkar, ia mewakili provinsi itu. Di Kupang, ia memiliki rumah 700 meter persegi, dua lantai, yang dilengkapi kolam renang. Rumah itu belakangan menjadi Novanto Center. Tiap kali berkunjung ke sana, ia rajin menyumbang banyak gereja, petani, dan peternak.

Pada 1982, ia balik ke Jakarta untuk meneruskan kuliah sarjana akuntansi di Universitas Trisakti. Pekerjaannya di perusahaan pupuk tetap diteruskan dan ia menumpang tinggal di rumah Hayono di Menteng. Menurut Leo Nababan, Wakil Sekretaris Jenderal Golkar, selain menjadi anggota staf, Setya menjadi sopir pribadi keluarga Haryono.

Baca Juga: Kawal Anggota DPR RI, Kabag Ops Polres Kediri Kota Ditantang Duel OTK

Setya menikah dengan Luciana Lily Herliyanti, putri Brigadir Jenderal Sudharsono, mantan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat. Menjadi menantu pejabat kepolisian membuat Setya punya akses ke dunia bisnis. Ia dipercaya mengelola pompa bensin milik mertuanya di Cikokol, Tangerang.

Dari pompa bensin, usahanya merembet ke peternakan, kontraktor, jual-beli bahan baku kertas, tekstil, hotel, hingga lapangan golf. Perusahaannya tersebar di Jakarta, Batam, dan Kupang. Meski usahanya berhasil, perkawinannya kandas. Ia bercerai dengan Lily dan menikahi Deisti Astriani Tagor.

Yang juga menarik, dalam dua hari ini Setya Novanto semakin jadi pusat perhatian kerena anak Setya Novanto Dwina Michaela dinikahi putra taipan Setiawan Harjono, Jason S Harjono. Jumat (27/11/2015), Dwina dan Jason melakukan pemberkatan di Gereja Katedral, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Hadiri Raker dan RDP Bersama Komisi II DPR RI, Pj Wali Kota Batu: Jelang Pilkada Terpantau Kondusif

Rencananya, keluarga keduanya akan menggelar resepsi pernikahan di Hotel Mulia Senaya, Jakarta Selatan, Jumat (4/12/2015). Dwina merupakan anak kedua dari keluarga pasangan Novanto dengan Luciana Lily Herliyanti.

Dikutip dari laman Wikipedia.org, dari istrinya ini, Novanto memiliki seorang putera bernama Reza Herwindo. Pada laman itu juga, tercantum nama istri lain Novanto, Deisti Astriani Tagor. Dari pernikahannya dengan Deisti, Novanto memiliki anak bernama Gavriel Putranto dan Giovanno Farrell.

Profil Setya Novanto

Baca Juga: Terima Baleg DPR RI untuk Prolegnas, Pj Gubernur Jatim Sampaikan Pelbagai Aspirasi

Novanto lahir di Bandung, 12 November 1955, adalah Ketua periode 2014 - 2019. Ia juga merupakan anggota periode 1999 - 2004, 2004-2009, 2009-2014 dan 2014-2019 dari Golkar dari dapil Nusa Tenggara Timur Dua, yang meliputi wilayah Pulau Timor, Rote, Sabu, dan Sumba.

Ia juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Golkar periode 2009-2014. Novanto terpilih dalam pencalonan Ketua Periode 2014 - 2019 dari Partai Golkar.
Pada tanggal 2 Oktober 2014, ia terpilih sebagai Ketua .

Kembali ke Jakarta, Novanto yang telah meraih gelar sarjana muda melanjutkan pendidikannya di Universitas Trisakti. Ia menjalankan bisnis kembali dengan membuka kios fotokopi di dekat kampus, hingga menjadi pencuci mobil.

Baca Juga: Gali Data Primer Keimigrasian Secara Faktual, Komisi XIII DPR RI Kunker Spesifik ke Jawa Timur

Oleh ayah temannya, ia diminta untuk mengembangkan bisnis SPBU di daerah Cikokol, Tangerang yang kemudian berhasil ia kembangkan dan sukses. Setelah itu, bersama teman-temannya ia mulai mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang peternakan. Ia juga membangun perusahan yang bergerak di bidang transportasi dan perdagangan. Berhasil menjadi pengusaha sukses, ia terjun ke dunia politik.

Bermula dengan membuat buku tentang mantan presiden Soeharto saat itu, ia bersama teman-temannya menerbitkan buku berjudul "Manajemen Soeharto". Namun, buku tersebut dilarang beredar pasca bentrokan Mei 1997.

Novanto mulai bergabung dengan Organisasi Bahumas Kosgoro dan PPK Kosgoro 1957, menjadi anggota Partai Golkar, aktif di kepengurusan KONI serta organisasi kemasyarakatan lainnya. Ia berturut-turut menjadi anggota selama tiga periode.

Baca Juga: Paparkan Program 100 Hari Kerja saat Raker, Nusron: 119 Juta Bidang Tanah Sudah Terdaftar

Riwayat Pendidikan

Universitas Trisakti Jakarta, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Management (1983)
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi (1979)
SMA Negeri 9 Jakarta (1970 - 1973)
SMP Negeri 73 Tebet Jakarta (1967 - 1970)
SD Negeri 5 Bandung
TK Dewi Sartika Bandung
Riwayat Pekerjaan
PT Nagoya Plaza Hotel, Batam-Presiden Komisaris (1987 - 2004)
PT Dwisetia Indo Lestari, Batam-Komisaris (1987 - 2004)
PT Bukit Granit Mining Mandiri, Batam-Komisaris (1990 - 2004)
PT Orienta Sari Mahkota-Komisaris (1992 - 2003)
PT Menara Wenang, Jakarta-Komisaris (1992 - 2003)
PT Solusindo Mitra Sejati, Jakarta-Komisaris (1992 - 1996)
PT Dwimarunda Makmur, Jakarta-Direktur (1992 - 2000)
PT Bogamakmur Arthawijaya, Jakarta-Komisaris (1996 - sekarang)
Founder Tee Box Cafe, Jakarta (1996 - sekarang)
NOVA GROUP, Jakarta- Presiden Komisaris (1998 - 2004)
PT Mulia Intan Lestari, Jakarta-Presiden Direktur (1999 - 2000)
Anggota DPR-RI dari Partai Golkar (1999 - 2004, 2004 - 2009, 2009 - 2014, 2014 - 2019)
Badan Anggaran
Ketua Fraksi Partai Golkar (2009 - 2014)
Ketua DPRRI (2014 - 2019)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO