BONDOWOSO, BANGSAONLINE.com - Federasi Aero Sport Indonesia Kabupaten Bondowoso menggelar kejuaraan "Ijen Flying Festival" dengan mempertandingkan tiga kategori pada 27 hingga 29 November 2015. Ketiga ketegori itu adalah Ketepatan Teknik Mendarat (KTM) Senior, KTM Yunior dan Gantole.
Puluhan atlet dari berbagai daerah di Indonesia bersaing dalam kompetisi kejuaraan nasional (kejurnas) paralayang “Ijen Flying Festival 2015” di Kabupaten Bondowoso. Ajang lomba paralayang yang pertama kali digelar ini diikuti 75 atlet yang datang mulai dari Jawa Barat hingga hingga Papua.
Baca Juga: Relawan Khofifah-Emil Bondowoso Deklarasi Kebulatan Tekad Pemenangan Pilgub Jatim 2024
Ketua FASI Bondowoso Eko Setia Budi yang didampingi Ketua Panitia Chuk Satu Widarsa serta Direktur Elang Ijen Moh Nurissirrih menjelaskan, bahwa kejuaraan Ijen Flying Festival ini di gelar, selain mengenalkan potensi olahraga paralayang dan paramotor, juga untuk mengenalkan potensi wisata alam yang ada di kawasan Sempol.
”Selain untuk mewadahi para pecinta olahraga dirgantara, kejuaraan ini juga sekaligus memperkenalkan destinasi wisata alam di Kabupaten Bondowoso, yakni Bukit Megasari, Kawah Ijen, Kawah Wurung serta wisata alam lainnya,” ujar Eke saat ditemui BANGSAONLINE.com di tempat landing Minggu (29/11).
Sebab kata Eko, Bukit Megasari sendiri sebagai salah satu spot terbaik untuk lokasi terbang (take off) bagi atlet paralayang di Indonesia. Karena bukti ini memiliki ketinggian sekitar 1.698 mdpl dengan jarak antara lokasi take off dan landing (mendarat) sekitar 3 km.
Baca Juga: Khofifah: Tinggal Pilih, di Jatim Ada 1.396 Wisata, ini Destinasi Eksotik Tiap Kabupaten
“Karena itu kami optimistis kawasan Megasari ini akan menjadi masa depan pariwisata Bondowoso karena lokasinya memang bagus. Dan Megasari juga tidak kalah dibandingkan dengan Batu atau di Bogor, Jawa Barat,” imbuhnya. (gik/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News