SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Kondisi pohon mangrove yang terancam punah membuat Wakil Bupati Sampang Fadhilah Budiono angkat bicara. Dia mendesak kepada sejumlah pihak agar tidak saling lempar tanggung jawab. Sementara maraknya penebangan pohon mangrove bagian dari minimnya pengawasan dan kurangnya sosilisasi terhadap masyarakat di sekitar tanaman mangrove.
"Saya sudah meminta kepada sejumlah dinas terkait, seperti dinas Kehutanan dan perkebunan, agar lebih gencar lagi melakukan sosialiasi pencegahan pengrusakan hutan mangrove. Namun, sampai sekarang tetap saja kami melihat ribuan pohon mangrove ditimbuni tanah dan ditebang," ujar dia dilansir beritajatim.com, Jumat (25/12).
Baca Juga: Proyek Irigasi P3-TGAI Desa Bringin Sampang Masuk Tahap Pengerjaan, Diduga Tak Sesuai Perencanaan
Dijelaskan Wabup, selain gencar melakukan sosialiasi pencegahan, ia juga menekan agar setiap tahun sejumlah dinas memprogramkan tanaman pohon mangrove. Hal itu dilakukan sebagai upaya penyelamatan terhadap keberadaan pohon mangrove yang terancam punah.
"Jangan saling lempar tanggung jawab, semua tim yang sudah dibentuk harus kompak dalam mencegah rusaknya tanaman pohon mangrove ini," papar dia. Ditambahkan Wabup Fadhilah, ia sedikit terkejut ketika mendengar informasi tahun ini Dishutbun gagal menanam 20 ribu pohon mangrove.
Disisi lain, Wabup Fadhilah meminta kepada masyarakat sekitar tanaman pohon mangrove agar ikut menjaga dan merawat. Sebab, lanjut dia, terjadinya abrasi laut salah satu penyebabnya pengrusakan terhadap pohon mangrove.
Baca Juga: Polda Jatim Kembali Periksa 12 Saksi Kasus Dugaan Korupsi Proyek Lapen Sampang
"Sudah selayaknya kita menjaga, merawat dan melestarikan bersama, bukan malah sebaliknya, menebang dan menimbun pohon mangrove," pungkas dia. (jas/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News