Yatim Piatu, Tiga Anak Dono Warkop Sukses, Salah Satunya S-3 Nuklir di Swiss

Yatim Piatu, Tiga Anak Dono Warkop Sukses, Salah Satunya S-3 Nuklir di Swiss Damar Canggih Wicaksono (kiri) dan Ayahnya, Dono 'Warkop' (Alm.). foto: merdeka.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Tiga anggota Warkop, Dono, Kasino dan Indro pernah menjadi sosok yang begitu besar dalam industri hiburan di Indonesia. Hampir setiap liburan, film-film Warkop ditayangkan dan masih saja menjadi tontonan favorit masyarakat.

Baca Juga: Inul Daratista Rayakan Ultah Anak Selama 3 Hari Berturut-turut, Undang Adella hingga New Monata

Namun sayang, dua anggota Warkop yaitu Dono dan Kasino meninggal di usia yang masih cukup muda. Kasino meninggal pada 18 Desember 1997 silam, di kala usianya masih 47 tahun. Sementara itu Dono meninggal 4 tahun sesudahnya tepatnya pada 30 September 2001 di usia 50 tahun.

Dono sendiri meninggal dua tahun setelah kematian istrinya yaitu Titi Kusumawardhani, atau Didiet pada 14 Agustus 1999 yang menderita kanker payudara. Praktis tiga anak Dono dan Didiet menjadi yatim piatu di usia yang sangat belia.

14 Tahun berlalu semenjak kabar meninggalnya almarhum Dono, diketahui putra kedua Dono yaitu Damar Canggih Wicaksono sudah menempuh pendidikan S3 dalam bidang Teknik Nuklir di Swiss. Ternyata bukan hanya Damar, dua saudaranya yaitu Andika Aria Sena dan Satrio Sarwo Trengginas juga berjuang dan sukses dalam bidang pendidikan.

Baca Juga: Mahalini Tepis Rumor Rizky Febian Pernah Lakukan Kekerasan

"Mereka anak-anak yang kompak. Yatim Piatu yang saling dukung," ungkap Indro melalui pesan Whatsapp, Senin (28/12/2015).

Pernah disebutkan, tiga putra Dono ditinggal pergi kedua orang tua mereka saat masih berusia 21 tahun, 15 tahun, dan 9 tahun. Menurut Indro mereka lebih banyak dirawat oleh sang nenek, serta mendapat dukungan dari paman dan bibi.

"Semenjak Dono meninggal dirawat neneknya. Support penuh dari adik-adik almarhum. Kakak-kakak dan adik-adiknya dari Warkop juga saling perhatian," ungkap Indro.

Baca Juga: Pemicu KDRT: Ferry Irawan Tak Berikan Nafkah Materi, Venna Melinda Tak Berikan Kebutuhan Biologis

Menjadi yatim piatu bukan halangan untuk anak-anak almarhum Dono untuk berprestasi. Selain Damar yang lulus Cum Laude S2 di Swiss Federal Institute of Technology (ETHZ) dan di Lausanne (EPFL) pada tahun 2012, dua saudaranya juga berhasil menyelesaikan pendidikan mereka di Jakarta.

"Saudara-saudara kandungnya di Jakarta. Damar anak kedua dari 3 bersaudara. Laki semua. Kakaknya Ario Sarjana Broadcast lulusan UI, Damar lulusan dari Teknik Nuklir S1 UGM, S2 Universitas di Swiss, dan InshaAllah S3-nya juga dari Swiss. Adiknya Satrio S1 Sastra Belanda UI," tandas Indro.

Dari data yang dirilis Universitas tempat Damar menuntut ilmu, setidaknya ada 6 kali sosok eksentrik tersebut menyumbangkan karya dan menjadi pembicara dalam konferensi internasional Nuklir baik di Jepang dan Amerika Serikat. Hal itu dijalaninya sejak tahun 2012 silam, dan berikut beberapa di antaranya:

  • 16th International Topical Meeting on Nuclear Reactor Thermalhydraulics (NURETH-16), Chicago, Illinois, USA, 2015.
  • The 10th International Topical Meeting on Nuclear Thermal-Hydraulics, Operation and Safety (NUTHOS-10), Okinawa, Japan, 2014.
  • PHYSOR 2014 International Conference, The Westin Miyako, Kyoto, Japan, 2014.
  • International Conference on Mathematics and Computational Methods Applied to Nuclear Science and Engineering (M&C 2013), Sun Valley, Idaho, USA, 2013.
  • 2012 International Congress on Advances in National Power Plants (ICAPP '12), Chicago, Illinois, USA, 2012.

Baca Juga: Siska Valentina, Biduan Dangdut dari Sidoarjo yang Rela Jual Kopi

Sumber: kapanlagi.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Derita Desiree Tarigan: Diusir dari Rumah, 8 Tahun Tak Dapat Nafkah Batin':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO