GRESIK, BANGSAONLINE.com - Keberadaan PT PG (Petrokimia Gresik) yang merupakan produsen pupuk terlengkap di Indonesia ternyata tidak sepenuhnya membuat petani aman. Sebab, diprediksi tahun 2035 nanti pabrik pupuk bakal kesulitan bahan baku.
Pupuk NPK misalnya. Pupuk ini merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan petani. Pupuk ini mengandung unsur hara utama, yaitu Nitrogen (N) untuk pertumbuhan daun, Fosfor (P/Phosphor) yang membantu pertumbuhan akar dan tunas, serta Kalium (K) membantu pembungaan dan pembuahan.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
Dari tiga unsur itu, hanya Nitrogen yang bahan bakunya ada di Indonesia, sedangkan lainnya, yakni Fosfor dan Kalium harus impor. Hanya ada di beberapa negara saja di dunia bahan tersebut.
"Ada kemungkinan 20 tahun mendatang akan ada pertarungan dari produsen pupuk untuk mendapatkan bahan baku itu, sehingga bahan ini menjadi langka. Kondisi ini bisa berakibat pabrik pupuk kesulitan bahan baku tersebut," kata Direktur Utama PT PG, Hidayat Nyakman kepada wartawan, kemarin.
Menurut dia, bahan baku yang harus diimpor untuk produksi Fosfat adalah Rock Phosphate. Rock Phosphate hanya ada di beberapa negara saja, seperti Mesir, Jordan, Amerika bagian selatan, dan Maroko. "Dulu terdekat ada di Australia, tapi sekarang sudah habis," jelasnya.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Generasi Petani
Rock Phosphate lanjut dia, tidak ada substitusinya. Tidak seperti bahan baku gas, bisa disubstitusi batu bara. "Untuk kebutuhan Rock Phosphate, tidak perlu sampai 20 tahun, dalam jangka lima tahun mendatang produsen pupuk sudah akan berebut," terangnya.
Untuk itu, kata Hidayat Nyakman, Petrokimia saat ini mempersiapkan investasi keluar negeri untuk mendapatkan bahan baku itu. "Kita harus investasi keluar untuk mendapatkan jaminan pasokan Rock Phosphate. Saat ini kita tengah menjajaki Mesir, Maroko, dan Jordan terkait tambang Rock Phosphate," katanya.
Diungkapkan dia, India saat ini sudah melakukan investasi keluar negeri untuk tambang Rock Phosphate. "Kita pasti akan ketinggalan jika tidak melakukan investasi luar negeri mulai sekarang. Kita akan kalah dengan negara India yang saat ini sudah melakukan investasi itu. Lima tahun mendatang sudah pasti akan berebut," tegasnya
Baca Juga: Kucurkan Beasiswa, Cara Petrokimia Gresik Dorong Generasi Muda Tertarik Bertani
Tidak hanya Rock Phosphate, bahan baku untuk produksi Nitrogen di dunia ini juga sudah mulai tipis. Bahan baku Nitrogen hanya ada di Rusia, Belarus dan Kanada. "Makanya, kita harus juga siapkan untuk investasi keluar, agar mendapatkan jaminan," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News