MALANG, BANGSAONLINE.com - Selfie liburan membawa maut di pantai Malang. Di Malang Selatan, 2 nyawa wisatawan tergulung ombak Samudera Indonesia. Mereka tewas saat bermain air dan berfoto selfie di Pantai Perawan di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
TKP lainnya yakni Pantai Bajulmati, Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Sekira pukul 06.00 wib, satu pengunjung tewas, seorang lainya selamat dan tiga orang hilang.
Baca Juga: Polri Uji Coba Syarat Kepesertaan Aktif JKN bagi Pemohon SIM di Malang Raya
“Kelima pengunjung ini datang rombongan. Mereka bermain air di pinggir pantai lalu tersapu ombak,” ungkap Nukrolis, Komandan Tim SAR Malang, Jumat (1/1).
Tim SAR sejauh ini masih melakukan penyisiran dan mencari 3 korban hilang. Kendala yang dialami petugas SAR, saat ini gelombang laut sangat besar. “Kendala kita ombak terlalu besar hari ini. Jangan sampai ada pengunjung yang mendekati bibir pantai apalagi berenang,” tegas dia.
Kelima korban tergulung ombak di Pantai Bajulmati atas nama; Soniangga (25) warga Jalan Mergosono Kota Malang, Slamet (35) warga Jalan Mergosono Kota Malang, Mahendra Adekusuma warga Desa Tegalsari Kecamatan Kepanjen belum ditemukan, Aripin (23) warga Jalan Mergosono Kota Malang belum ditemukan dan Tonwijaya (22) warga Jalan Mergosono Kota Malang juga belum ditemukan.
Baca Juga: Sinergi BPJS Kesehatan dan Poltekkes Malang Sukseskan Program JKN
Kelima korban itu datang satu rombongan bersama Burhan (Kepanjen), Landi (Mergosono), Taufik hidayat (Bantur), serta Herianto (Mergosono).
Sementara itu, korban tewas di pantai Tiga Warna atas nama Wajibul Walid (19) warga Kota Sidoarjo. Kecelakaan laut terjadi pada pukul 09.45 wib, Jumat (1/1). Korban saat itu bermain air di pinggir pantai bersama 8 orang temannya. Meski ke-8 orang selamat, Walid akhirnya terseret dan digulung ombak pantai selatan.
“Saat itu kita berenang di pinggir pantai. Ombak terakhir yang datang cukup besar. Sehingga kita terseret,” terang Arif Firmansyah, salah seorang teman satu rombongan korban.
Baca Juga: Rasakan Manfaat JKN Usai Kecelakaan, Peserta Asal Malang ini Ajak Terapkan Pola Hidup Sehat
Arif mengaku, ke delapan temannya terseret arus. Sementara korban terpisah. “Mungkin kami semua kelelahan. Soalnya sudah cukup lama berada di pinggir pantai dan bermain air,” bebernya.
Saat kejadian, Arif mengatakan tidak melihat penjaga pantai. Hanya petugas parkir yang bisa dimintai bantuan kala itu. Sementara itu, sebelum kejadian, Najib sempat dilarang oleh ibu korban untuk merayakan tahun baru di pantai. Namun, larangan sang ibu diabaikan.
"Bilangnya tadi malam pamit ke ibunya, tapi ibu Najib melarangnya berangkat," aku tetangga korban, di KM RSSA, Jumat (1/1).
Baca Juga: Peserta JKN di Malang Rasakan Manfaat Nyata Layanan PANDAWA
Sementara itu, Kepala Sub-Seksi Penanggulangan Bencana PMI, Muji Utomo, menyayangkan wisatawan yang berlibur mengabaikan larangan petugas pantai.
"Sudah dilarang dan diminta tidak terlalu menengah, tapi wisatawan terlalu meremehkan," sesal dia.
Diketahui, Najib merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Agus Fatiqi dan Puji Astuti. Ia terdaftar sebagai mahasiswa semester satu Fakultas Tehnik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Baca Juga: Sapa Pedagang di Pasar Besar Malang, Khofifah Panen Doa untuk Menang di Pilgub Jatim 2024
Pantauan, saat jenazah tiba di kamar mayat (KM) RSSA Malang, kedua orang tua, adik dan saudaranya menangis histeris. Usai diotopsi, korban segera dibawa ke Sidoarjo untuk dimakamkan. (jat/mtv/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News