TERNATE, BANGSAONLINE.com - Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), nama sebuah organisasi kemasyarakatan (Ormas), kini menjadi hangat akibat dituding membawa ajaran sesat dalam perilaku pengurus dan anggotanya. Benarkah Gafatar memang membawa ajaran sesat yang menistakan agama tertentu dalam ideologinya?
“Tidak. Sudah jelas ideologi dan asas kami adalah Pancasila. Visi kami adalah terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang damai dan sejahtera di bawah naungan Tuhan Yang Maha Esa (TYME), bagaimana mungkin disebut menistakan agama,” kata Sekretaris Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gafatar Provinsi Maluku Utara (Malut), Rudy Hadi, dilansir Okezone.
Baca Juga: Ini Kesibukan Eks Gafatar Sumenep Sekarang
Menurut Rudy, Gafatar tidak ingin mengotak-otakkan anggota dalam berbagai kegiatan sosial yang mereka lakukan. Apalagi jika sampai membawa identitas agama di dalamnya. Gafatar sendiri punya alasan kuat untuk itu.
“Agama adalah sesuatu yang sakral. Jika membawa identitas agama, maka kita sulit untuk mempersatukan anggota, bahkan karena identitas agama bisa memunculkan konflik akibat perbedaan dari agama itu sendiri,” lanjut Rudy yang didampingi Ketua Bidang Kominfo-nya Adnan Saleh, Ketua DPK Ternate Bintara dan Ketua DPK Halmahera Tengah Usman.
Visi Gafatar sendiri, lanjut Rudy, bersumber dari Millah Abraham. Yang mana diajarkan semua agama bersumber dari Nabi Ibrahim, baik yang diajarkan Nabi Musa AS, Nabi Isa AS maupun Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Lagi, 10 Eks Anggota Gafatar asal Bojonegoro Dipulangkan
“Rujukannya ada di Alquran Surah An-Nahal ayat (123) yang berbunyi: Kemudian Kami Wahyukan kepadamu (Muhammad): Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif. Dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan,” katanya mengutip ayat Alquran.
Sekretaris DPD Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) DIY, Giri Widjanarko menegaskan ormasnya tidak pernah mengajarkan aliran sesat seperti yang dituduhkan. Kata Giri, ormasnya tidak pernah mengurusi agama individu anggotanya.
"Sejak rakernas di Jakarta pada Februari lalu, ada satu poin yang menegaskan jika kami tidak mengurusi masalah agama dari individu anggota. Kegiatan kami murni pada tiga bidang yaitu sosial, budaya dan ilmiah," kata Giri saat dilansir VIVA.co.id, Kamis 9 April 2015.
Baca Juga: Tujuh eks Anggota Gafatar Asal Terate Gresik Pulang ke Rumah
Ia mengakui jika masih ada sebagian masyarakat yang mengaitkan Gafatar dengan sebuah ormas pada masa lalu. Gafatar adalah jelmaan aliran Al Qiyadah Al Islamiyah pimpinan Ahmad Musaseq, yang kemudian berganti nama menjadi komunitas Millata Abraham pada 2012. Sebelum akhirnya mengubah nama menjadi Gafatar.
"Itu adalah masa lalu. Saat ini kami murni hanya bergerak pada masalah sosial budaya dan ilmiah. Sekali lagi kami tekankan, kami tidak ada kaitannya dengan agama."
Nama Gafatar mencuat setelah menjadi penyebab hilangnya dokter asal Lampung yang bernama Rica Tri Handayani bersama anaknya yang bernama Zafran Ali Wicaksono, 30 Desember 2015 silam. Gafatar juga dikaitkan dengan menghilangnya dua orang warga Jogjakarta sejak 11 Desember 2015 bernama Diah Ayu Yulianingsih dan anaknya yang masih berumur 23 bulan bernama Raina Ayranica Salyaputri.
Baca Juga: Satu Keluarga Eks Gafatar di Nganjuk Ditolak Warga
Kini, giliran Ahmad Kevin Aprilio (16), Kevin dikabarkan raib bersama dengan keluarganya. Ada dugaan, Kevin dan keluarganya yang menghilang tersebut bergabung dan ikut hijrah bersama dengan Gafatar. Kevin diketahui ikut bersama ayahnya, Sanggar Yamin, salah satu pengurus Gafatar di Jogjakarta.
Maria Restubun (65) mengungkapkan, ada yang janggal dengan perilaku cucunya setelah masuk Gafatar. Kevin sudah tidak lagi melaksanakan salat ataupun berpuasa. Jika Maria menyuruhnya, Kevin menjawab salat dan puasa tidaklah wajib.
“Padahal dulunya sangat taat dan rajin salat ke masjid. Puasa juga sudah tidak lagi dilakukan. Yang biasanya main dengan teman di tetangga, tidak dilakukan lagi oleh Kevin. Dia lebih sering ikut kegiatan bersama ayahnya,” kata Maria, Minggu, 10 Januari 2016.
Baca Juga: Mantan Anggota Gafatar di Trenggalek Merasa Ditipu, ini Ceritanya
Maria juga mengungkapkan, sebelum bergabung dengan Gafatar, menantunya (Sanggar) itu merupakan orang yang taat beribadah. Bahkan, orang tua Sanggar merupakan tokoh agama di Nusa Tenggara Barat.
21 Januari 2015 Gafatar dinyatakan sesat oleh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Utara, 27 Maret 2015 silam. Gafatar juga dinyatakan sebagai organisasi terlarang sesuai dengan surat Ditjen Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri RI Nomor 220/3657/D/III/2012 tanggal 20 November 2012. Kini, organisasi ini berubah nama menjadi Negara Karunia Tuhan Semesta Alam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News