Ini Kesibukan Eks Gafatar Sumenep Sekarang

Ini Kesibukan Eks Gafatar Sumenep Sekarang Mufid (kanan) saat ngobrol santai. foto: rahmatullah/ BANGSAONLINE

SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dari Desa Tembaksari, Kecamatan Rubaru, Abd Mufid, kini sibuk dengan bisnis yang digeluti. Usai Gafatar ditetapkan aliran sesat oleh pemerintah dia memelihara itik potong sebanyak 1000 ekor, juga cabai jawa 500 pohon.

Kegiatan itu mulai dilakukan setelah dia dipulangkan dari Kabupaten Menpawah, Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Budayawan Madura Sesalkan Oknum Guru SMAN 1 Arjasa Sumenep yang Jarang Ngajar Selama 2 Tahun

Selain mengurus dua bisnis itu, Mufid juga mengajar mengaji al-quran di rumahnya ketika malam hari. Ada sebanyak 15 anak yang rata-rata masih di bangku sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) yang dia ajari. Dia mengaku enjoy melakoni semua kesibukan itu.

“Ya... kalau siang mengurus bisnis, kalau malam mengurus anak orang. Mau ngurus anak sendiri belum dikasi sama Tuhan,” paparnya mengulas senyum, Jum’at (1/4).

Mufid kini juga aktif di Yayasan Independen. Di organisasinya ini, mantan aktivis PMII Jogjakarta ini terlibat aktif dalam pendampingan kaum difabel, terlebih di bidang pemberdayaan ekonomi dan pendidikan.

Baca Juga: Pemkab Sumenep Teken Kerja Sama Proyek APHT dengan PD Sumekar, Siap Operasikan Pabrik Rokok Terpadu

Soal Gafatar, Mufid menjelaskan, sebenarnya sudah membubarkan diri pada Agustus 2015 lalu. Artinya, pasca itu sudah tidak ada organisasi Gafatar lagi. Dia tidak mengelak salah satu alasan dari pembubaran diri itu adalah adanya penolakan terhadap Gafatar di beberapa daerah. Oleh karenanya, dia mengaku heran ketika publik heboh setelah Gafatar tidak ada.

“Kehebohan ini yang sulit saya pahami,” ujarnya.

Terkait tudingan ada paham menyimpang yang diajarkan Gafatar, Mufid memiliki pandangan beda. Katanya, Gafatar tidak mengurusi keyakinan anggotanya. Anggota Gafatar terdiri dari berbagai keyakinan agama di antaranya Islam, Hindu, Budha, Kejawen, Konghucu, dan lainnya. Semua anggota dipersilakan beribadah sesuai keyakinan yang dimiliki. Gafatar hanya fokus di kegiatan sosial, ilmiah dan budaya. Artinya, bagi Mufid, tidak ada yang menyimpang sebenarnya dalam Gafatar.

Baca Juga: Peringatan HGN 2024, Wabup Sumenep: Peran Guru sebagai Agen Pembelajaran dan Peradaban

“Buang waktu kan kalau mengurusi ibadah orang lain. Cuma yang jelas sekarang sudah tidak ada Gafatar lagi, dan tidak ada yang perlu dihebohkan lagi,” tutup Mufid. (mat/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Perahu Pengangkut BBM Terbakar di Pelabuhan Gayam Sapudi Sumenep':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO