SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2016 di Kabupaten Sumenep tetap sama dengan tahun kemarin, sebesar Rp 10 miliar. Seperti biasanya, realisasi dana tersebut nanti berbentuk pembangunan embung, penguatan modal, pembibitan. Selain itu, ada bentuk realisasi baru yang tidak sama dengan sebelumnya, yakni pembelian motor roda tiga.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Sumenep, Joko Suwarno, memaparkan bahwa penerima program adalah petani tembakau yang tergabung dalam kelompok. Dan untuk tahun ini, penerima DBHCHT di Dishutbun Kabupaten Sumenep akan dikucurkan pada 250 kelompok. Bagi kelompok yang mendapatkan program itu pada tahun 2015 kemarin, maka untuk tahun ini dipastikan tidak akan mendapatkan program lagi.
Baca Juga: Dinkes P2KB Sumenep Catat Kasus 1.323 Kasus DBD Sepanjang Tahun 2024
“Ada peraturan yang tidak membolehkan kelompok mendapatkan program secara berurutan dalam tiap tahun anggaran. Bisa dicek di Peraturan Kemendagri nomor 32 tahun 2011 dan nomor 39 tahun 2012” papar Joko, Kamis (14/1).
Joko memastikan, untuk tahun 2015, DBHCHT tepat sasaran. Bahkan ada kelompok yang gagal mendapatkan program gara-gara diketahui bukan petani tembakau. “Realisasi ini diperuntukkan bagi petani tembakau,” ujar Joko.
Dikonfirmasi terpisah, anggota Komisi II DPRD Sumenep, A. Juhari, berharap agar realisasi DBHCHT untuk tahun ini dipantau dengan maksimal. Jika tidak, maka manfaat realisasi dari program itu tidak akan maksimalkan dirasakan oleh masyarakat.
Baca Juga: Kacabdin Pendidikan Jatim Sumenep Ngaku Sudah Panggil Oknum Guru SMAN 1 Arjasa yang Jarang Ngajar
“Meski masih perlu penelusuran lebih jauh, informasi pembangunan embung di suatu tempat dengan kualitas kurang bagus harus menjadi pegangan dalam melakukan pemantauan,” ungkapnya.
Juhari mengaku akan inten berkoordinasi dengan Dishutbun terkait realisasi DBHCHT itu. Diharapkan, komunikasi itu akan memaksimalkan pemantauan ke bawah, sehingga realisasi DBHCHT sesuai harapan masyarakat.
“Biar tidak terkesan buang-buang anggaran, maka monitoring memang harus dilakukan dengan maksimal,” tandasnya.
Baca Juga: Budayawan Madura Sesalkan Oknum Guru SMAN 1 Arjasa Sumenep yang Jarang Ngajar Selama 2 Tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News