MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Badan Penanggaulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto mengimbau masyarakat untuk tidak memaksakan diri lewat jalur alternatif Pacet - Batu jika terjadi hujan lebat dengan waktu yang lama. Potensi longsor di wilayah tersebut sangat besar terjadi karena topografi wilayah tersebut adalah terdiri dari pegunungan, sehingga banyak tebing terjal yang rawan longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto, Tanto S, Rabu (20/1) kemarin mengatakan, wilayah Kabupaten Mojokerto, terutama yang berbatasan dengan Kabupaten Malang dan Kota Batu rawan terjadi longsor karena berada di wilayah pegunungan. Pada saat terjadi musim hujan seperti sekarang ini, potensi longsor di wilayah tersebut semakin besar dibandingkan dengan musim kemarau.
Baca Juga: Sambut Natal dan Tahun Baru, PT Selecta Luncurkan Dino Runch
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur telah melongsorkan sebuah batu besar di jalan jalur Cangar - Pacet, pada awal Januari. Petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto dan instansi terkait langsung mengevakuasi batu besar akibat longsoran di jalur Cangar-Pacet secara manual.
Saat ini kondisi jalan di wilayah tersebut memang rawan terjadi longsor terutama saat musim hujan. "Jalan penghubung yang ada di dua wilayah tersebut memang rawan terjadi longsor mengingat kondisi jalan di lokasi tersebut merupakan wilayah pegunungan," katanya.
Di jalur Cangar arah Batu atau melintasi Dusun Sendi pengguna jalan harus benar-benar waspada. Pertama, kondisi jalan yang menanjak hingga rawan kecelakaan. Kedua, jalan tersebut sepi, minim rambu serta di sisi kiri jurang dengan kedalamanan sekitar 100 meter lebih. “Masyarakat yang melintas agar berhati-hati karena jalur tersebut sangat rawan kecelakaan,” katanya.
Baca Juga: Longsor Akibat Hujan Kembali Landa Kota Batu, Plengsengan di Jalan Arjuno Ambrol
Ia mengimbau agar mobil yang tidak benar-benar fit atau di bawah tahun 2000 jangan melintas di jalur Cangar. Sebab, bisa-bisa mobil mundur atau macet di tengah jalan. "Pengguna jalan yang mengendarai motor juga diharap waspada karena harus menggunakan porsneling 1 sampai 2. Lebih gawat lagi, saat pengguna jalan turun, dikhawatirkan tak bisa menguasai kemudi," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News