SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berhasrat meramaikan ruang publik di Museum Surabaya (Gedung Eks-Siola). Kali ini berbagai lukisan, instalasi seni, hingga ratusan sketsa dikemas dalam pameran bertajuk “ART’s Guruism” yang dibuka untuk publik di Galeri Museum Surabaya. Pameran ini digelar selama tujuh hari berturut-turut hingga tanggal 31 Januari besok dengan menggandeng beberapa seniman di Kota Surabaya.
Selain itu, pameran Art’s Guruism ini menampilkan karya seni hasil kolaborasi dosen, mahasiswa hingga alumni Universitas PGRI Adi Buana jurusan pendidikan seni rupa.
Baca Juga: Cangkrukan Bareng Budayawan, Ikfina Ajak Pegiat Seni Ikut Andil Lestarikan Budaya Mojokerto
Ika Ismudiyahwati selaku ketua panitia Art’s Guruism menjelaskan, dalam Art’s Guruism dihadirkan “sosok guru” dengan pemikiran baru. "Sosok guru yang dapat men-therapist dan menyadarkan anak didik bahwa karya seni tidak hanya dibuat seniman untuk seniman, tetapi dibuat seniman untuk semua lapisan masyarakat," jelas Ika.
“Sebagaimana seni rupa pada umumnya, seni dapat berfungsi sebagai sarana therapist bagi penikmatnya. Ini merupakan event tersebesar yang diselenggarakan Universitas Adi Buana, menggabungkan seni instalasi, seni lukis dan sktesa dalam satu ruangan. Selain itu, universitas PGRI Adi Buana juga menggandeng pelajar SMA ITP (Intensif Taruna Pembangunan) untuk mengerjakan sketsa,” Imbuh Ika.
Wanita yang juga menjadi dosen program pendidikan seni rupa di Universitas Adi Buana ini menambahkan, sedikitnya 100 sketsa, 11 instalasi seni, tujuh patung, dan sembilan lukisan yang dipamerkan kemarin.
Baca Juga: Berkenalan dengan Tari Jaranan
Pada instalasi seni yang berjudul “Sang Patriot” oleh Anggi Heru, sang seniman menjelaskan bahwa sosok guru adalah sosok perwakilan pengetahuan, namun jarang mendapat apresiasi. Sang seniman menggambarkan sosok kemeja putih, kacamata, dan beberapa lembar buku yang di berikan torehan pena berbentuk lencana, dan digantung dengan tali bersama abjad-abjad.
“Saya berharap, agenda seperti ini juga bisa menjadi sarana untuk masyarakat umum dapat saling konsultasi karya mereka. Kami juga menyediakan spot kosong bagi masyarakat yang ingin pamer karya,” imbuh Doktor alumnus ITB di bidang seni rupa ini.
Kepala Seksi Seni dan Budaya Dinas Budaya dan Pariwsata Kota Surabaya, Herry Purwadi mengatakan, setiap minggunya Pemkot Surabaya melalui Dinas Budaya dan Pariwisata telah memiliki agenda rutin untuk memeriahkan Kawasan Tunjungan, dan Galeri Museum Surabaya.
Baca Juga: Pilih Ketua Umum, Dewan Kesenian Sidoarjo Bakal Gelar Musda 2022
Galeri Museum Surabaya juga merupakan alternatif bagi para pengunjung museum surabaya dan para warga yang melakukan pengurusan gedung Siola. Ruangan seluas 500 meter persegi telah disiapkan Pemkot Surabaya untuk mewadahi para seniman menampilkan karya seni rupanya.
"Nantinya, warga yang telah melakukan pengurusan di Siola bisa sekalian refreshing ketika melihat hasil-hasil seni rupa seniman Kota Surabaya,” imbuh pria kelahiran Kota Surabaya ini.
Herry menambahkan, Pemkot juga membebaskan biaya bagi warga Kota Surabaya yang ingin melakukan aktivitas seni di Sepanjang Jalan Tunjungan dan di Galeri Museum Surabaya. Dinas Budaya dan Pariwisata juga menggandeng kurator untuk melakukan seleksi.
Baca Juga: Lestarikan Budaya di Masa Pandemi, Sanggar Tari Pawon Trenggalek Gelar Ujian Tari Virtual
“Memang, seni adalah kebebasan berkespresi, namun seni yang mengandung unsur SARA dan berbau pornografi sebisamungkin tidak kami tampilkan, karena ruang publik ini diperuntukan bagi masyarakat lintas usia,” imbuh alumni Institut Seni Indonesia Jogjakarta ini. (dev/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News