Polisi Bongkar Prostitusi Online di Surabaya, Kali Ini Dikendalikan Pekerja Salon

Polisi Bongkar Prostitusi Online di Surabaya, Kali Ini Dikendalikan Pekerja Salon Petugas dari Unit PPA Polrestabes Surabaya menggelandang Putri (mengenakan penutup wajah), Rabu (3/2/2016). foto: suarasurabaya.net

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya kembali berhasil membongkar jaringan prostitusi online. Kali ini dikendalikan oleh Putri yang bertindak sebagai mucikari.

Putri akhirnya dibekuk, setelah NL (25) dan NH (23), dua anak buah Putri diamankan polisi dari hotel bintang 3 di Jl Diponegoro. Mereka ditangkap saat mau transaksi sesuai pesanan pelanggan.

Baca Juga: Otak Penyekapan 12 Perempuan di Sememi Lolos, Penjaga Rumah Ditindak Tipiring

Di depan penyidik, Putri sendiri mengaku kerja di salon. Sudah setahun dia mengendalikan bisnis prostitusi ini. Putri mencari pelanggan lewat Facebook dan Blackberry miliknya.

Sesudah berkenalan, dia menawarkan perempuan yang bisa diajak berkencan. Dari pekerjaannya, Putri mengaku hanya membantu. "Kerja utama saya di salon. Untuk mencarikan teman kencan ini, saya hanya membantu," kata Putri dilansir suarasurabaya.net.

Kanit PPA Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yeni mengungkapkan, tarif anak buah Putri biasa dijual dengan bayaran Rp. 1,3 sampai Rp 1,5 juta sekali kencan. Beberapa wanita yang siap dijual tersangka juga dipajang di Facebook dan di Blackberry.

Baca Juga: Kabar Dugaan Penyekapan 12 PSK di Surabaya oleh Mucikari, Warga Ungkap soal Hutang hingga Preman

"Putri mengirimkan gambar ke pelanggan agar bisa memilih. Tersangka juga mengantarkan sampai ke hotel jika sudah jadi. Dia yang menerima DP sebesar Rp 800 ribu, sisanya setelah kencan selesai," kata AKP Ruth.

Dari pekerjaan sampingan ini, Putri mendapat untung Rp 300 ribu. Dia sudah mengenal dengan para korban (anak buahnya, red) setahun terakhir. "Sudah banyak anggotanya kalau terlihat di kontak Backberry dan Facebook yang dikendalikan dia," katanya.

Menurut AKP Ruth, pihaknya sedikit kesulitan memburu tersangka lainnya. Sebab, jaringan ini bekerja dengan cara freelance.

Baca Juga: Polda Jatim Bongkar Praktik Prostitusi di Royal KTV

"Masih ada tersangka lain. Mereka rata-rata sering nongkrong bareng di cafe-cafe. Kita terus lacak, ini sedikit sulit karena freelance dan berpindah-pindah tempat," katanya. (eko/ssn/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO