NGANJUK, BANGSAONLINE.com - SMK Muhamadiyah 1 Nganjuk, diduga menahan ijazah siswanya, bernama Fahrudi Eko Prastyo, warga Desa Sambiroto Kecamatan Baron yang telah diyatakan lulus tahun 2013. Hingga saat ini, dia belum mengantongi ijazah, dikarenakan masih memiliki tunggakan pembayaran sebesar Rp 750 ribu.
Karena saat ini dia membutuhkan ijazah untuk melamar pekerjaan, maka dia meminta kepada orang tuanya Tri Prayitno (41) untuk mengambil ijazahnya di sekolah. Jumat (6/2) Tri Prayitno mendatangi sekolahan guna mengambil ijazah anaknya.
Baca Juga: Awali Tahun Ajaran 2024/2025, SMPN 6 Nganjuk Gelar MPLS 2024
Tetapi karena saat itu dia tidak memiliki uang sebanyak tanggungan di sekolah, dia memohon pihak sekolah memberikan keringanan.
Bukan keringanan yang didapat malah dia disuruh menambah tanggungan anaknya, karena saat itu anaknya juga belum membayar uang kenang-kenangan kelulusan untuk sekolahan sebesar Rp 163 ribu.
”Tanggungan sebelumnya saja saya belum bisa membayar, kok malah ditambah pembayaran lainnya,” keluh Tri Prayitno.
Baca Juga: Pj Bupati Sri Handoko Titip Masa Depan Anak Papua di Nganjuk
Karena ijazah anaknya saat ini sangat dibutuhkan, maka dia ngotot untuk dapat mengambilnya. Tetapi karena uang yang dimiliki hanya sebesar Rp 400 ribu, maka oleh pihak sekolah, ijazah anaknya tidak dapat diambil. ”Dengan alasan apapun sekolah tidak bisa mengeluarkan ijazah tanpa menyelesaikan kekurangan tanggungan,” ungkap Suwadi Humas SMK 1 Muhamadiyah.
Dijelaskan Suwadi, apabila semua sekolah melakukan hal ini maka sekolah akan mengalami kebangkrutan. Apalagi sekolahnya adalah sekolah swasta yang masih menggantungkan hampir semua kebutuhan sekolahan kepada siswa. (dit/ros)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News