Diguncang Gempa Siluman Puluhan Kali, Warga Nganjuk tetap Tenang

Diguncang Gempa Siluman Puluhan Kali, Warga Nganjuk tetap Tenang Salah satu bencana tanah lonsor yang terjadi di Wilayah Sawahan Kabupaten Nganjuk, beberapa waktu yang lalu. foto: soewandito/ BANGSAONLINE

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Kondisi geografis Kabupaten Nganjuk yang masuk wilayah deretan gunung Wilis dan gunung Kendeng membuat kabupaten ini memiliki banyak potensi bencana. Bencana yang paling berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Nganjuk adalah tanah longsor maupun banjir.

Seperti yang tercatat di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sawahan, dari awal Januari hingga akir Februari. Tercatat, gempa berkali-kali melanda kawasan Kabupaten Nganjuk dan sekitarnya. Sejak 3 Januari 2016 sampai terakhir Kamis malam, 17 Februari 2016 pukul 21.42 WIB, tercatat terjadi 30 gempa dengan kekuatan 2,8 skala richter.

Baca Juga: Pantau Lahan Relokasi, Plt Bupati Nganjuk Minta Korban Longsor Selopuro Bersabar

Namun, masyarakat di sekitar Nganjuk yang merasakan gempa kecil ini nampaknya tetap tenang. Mereka biasa menyebut gempa tersebut dengan gempa ‘siluman’.

Di kalangan ahli gempa, fenomena itu disebut sebagai gempa swarm, yang lebih banyak terjadi di zona yang dekat dengan gunung berapi. Swarm juga dapat terjadi di kawasan yang mengalami medan tegangan berkaitan dengan desakan aktivitas magmatik. Selain itu, beberapa laporan menunjukkan aktivitas swarm juga dapat terjadi di kawasan non vulkanik.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk Soekonjono, bagi kalangan ahli gempa bumi, aktivitas gempa swarm merupakan fenomena alam biasa. Namun demikian, karena fenomena semacam ini jarang terjadi dan masyarakat belum mengenal, maka wajar jika warga sempat merasa cemas ketika kabarnya mulai meluas di jejaring media sosial beberapa hari belakangan.

Baca Juga: Ketua DPRD Nganjuk Desak Pemkab Segera Relokasi Warga Terdampak Longsor Selopuro

“Secara umum tidak ada dampak kerusakan atau ancaman keselamatan bagi warga di sekitarnya. Tetapi kewaspadaan tetap harus dikedepankan,” lanjut Soekonjono.

Meskipun Gunung Wilis dan deretan pegunungan Kendeng yang berada di sekitar Nganjuk, Madiun dan Bojonegoro, bukan termasuk gunung api aktif, namun tetap berpotensi menimbulkan terjadinya bencana lain seperti tanah longsor

Suko mengimbau kepada seluruh masyarakat Nganjuk, dalam menghadapi musim penghujan seperti saat ini, agar hati-hati karena banyak daerah yang sangat rawan dengan kejadian bencana alam, seperti tanah longsor dan juga banjir.

Baca Juga: Peduli Bencana, Kosti Kediri Kirim Bantuan untuk Korban Tanah Longsor di Ngetos Nganjuk

”Dalam menghadapi musim hujan masyarakat supaya lebih waspada akan adanya daerah rawan bencana, supaya tidak terjadi hal-hal yang minumbulkan bahaya bagi diri ita dan keluarga,” pintanya. (dit/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Setahun Tak Ada Kabar, Korban Longsor di Desa Ngetos Nganjuk Tagih Janji Relokasi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO