KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Seorang bocah pengidap tumor ganas di Kediri hanya bisa berharap uluran tangan para dermawan. Ia adalah Ahmad Rehan Noviandika (9), putra kedua dari pasangan Sugianto (47), dan Umi Latifah (43) warga dusun Paras, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.
Sudah sembilan bulan lamanya Rehan tergolek lemah di atas tempat tidur, yang ia gelar di atas lantai rumahnya, akibat penyakit tumor ganas yang dideritanya. Penyakit ini membuatnya tidak dapat beraktivitas normal dan melanjutkan pendidikannya. Pantatnya mengalami pembengkakan hingga sebesar bola basket, dan bagian kakinya mengalami luka sehingga tidak bisa diluruskan.
Baca Juga: Begini Arahan Pj Wali Kota Kediri di Seminar Kesehatan Penguatan Germas
Menurut cerita Rehan, awalnya dia terjatuh saat bermain bersama teman-temannya di kolam pemancingan, lantas bagian pinggulnya terasa sakit setiap dipakai berjalan. Lama-kelamaan rasa sakit itu semakin bertambah parah, hingga akhirnya bocah kelas 3 sekolah dasar ini tidak bisa buang air kecil maupun buang air besar .
Rehan kemudian dibawa ke pengobatan alternatif dengan pemijatan, yang menyebabkan sakitnya bertambah parah. Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Gambiran Kota Kediri dan menjalani perawatan selama 9 hari, namun tidak ada perkembangan. Penyakit Rehan semakin parah setelah berobat ke daerah blitar dan dicangkok bagian kakinya .
Keluarga kemudian membawa rehan berobat ke rumah sakit umum daerah kabupaten Kediri. Ternyata, berdasarkan hasil diagnosa dokter, Rehan dinyatakan mengidap penyakit tumor ganas atau dalam istilah medis malignant soft tissue tumor. Karena keterbatasan alat, kemudian rehan dirujuk ke rumah sakit umum Dr Soetomo Surabaya.
Baca Juga: Peserta JKN dari Kediri Ingatkan Pentingnya Menjaga Pola Hidup Sehat
Meski biaya pengobatan telah tercover oleh BPJS kesehatan, namun karena keterbatasan biaya, akhirnya rehan dibawa pulang paksa dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, setelah menjalani perwatan selama 2 minggu. "Kalau biaya tercover BPJS, tapi biaya hidup saat di sana yang berat," ujarnya.
Kini pihak keluarga hanya bisa berharap uluran tangan dari pemerintah maupun dermawan yang bisa membantu biaya pengobatan Rehan. Keluarga hanya bisa membeli obat-obatan pereda nyeri yang biasa terjual di apotek. Sementara rehan sendiri sangat menginginkan dapat sembuh dan bersekolah kembali. (rif/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News