SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hubungan Pemerintah Kota Surabaya dengan Pemerintah Kota Bandung sedikit memanas. Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, memprotes sikap Pemerintah Kota Surabaya yang dinilai menolak kunjungan kerja Wakil Wali Kota Bandung ke Kota Pahlawan.
Ridwan Kamil bahkan menuliskan dalam akun Twitter-nya bahwa Wakil Wali Kota Bandung ditolak saat ingin melakukan kunjungan ke Surabaya untuk studi banding.
Baca Juga: Tanggapi Cuitan Netizen di X, Ridwan Kamil: Boleh Bully Saya, Tapi Jangan Keluarga Apalagi Anak Saya
“Saya menyesalkan, Wakil walikota Bdg ditolak studi banding ol pemko Surabaya. Insya Allah dg visi NKRI kami di Bdg akan terima siapapun ut studi,” tulis Ridwan Kamil dalam akun Twitternya, @ridwankamil, pada Rabu (24/2) siang.
Ia pun mengungkapkan bahwa pada tahun lalu dari Pemkot Surabaya pernah berkunjung ke Pemkot Bandung untuk melakukan studi banding. Saat itu, pihaknya menerima kunjungan dengan terbuka.
"Walaupun dibegitukan, kami tetap dengan terbuka menerima tim pemkot Surabaya di Desember '15 yang studi banding terkait manajemen raskin ke Pemkot Bandung," jelasnya.
Baca Juga: Cawe-Cawe Jokowi Jilid II, Disebut Jegal Anies dalam Pilgub DKI 2024
Apa yang diungkapkan Emil lewat akun twitternya mendapat pertanyaan dari pemilik akun @ferrykoto.
"What? Study banding ke dinas/instansi apa di pemkot Surabaya kang?" tanya @ferrykoto.
"Tim pajak, bersama wakil walikota untuk studi banding ekstensifikasi penerimaan pajak," jawab Emil.
Baca Juga: Beredarnya Baliho Ridwan Kamil “OTW Jakarta Nih”, Golkar Bilang Begini
Komentar pun beragam menanggapi kejadian tersebut. Rata-rata mereka menyesalkan apa yang menimpa Oded dan rombongan.
"@ridwankamil teu meunaang niron meureun kang (tidak boleh mencontoh mungkin)?" ucap @siabay.
"@ridwankamil sombong surabaya," cetus @AlsHisname.
Baca Juga: Kang Emil Sebut Gestur Prabowo Terlihat Santai dalam Debat Capres Nanti
Kang Emil, sapaan Ridwan, mengaku tidak akan menyampaikan penyesalannya itu kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang belum lama ini dilantik buat periode kedua. Pernyataan kepada publik dan melalui jejaring sosial Twitter menurutnya sudah cukup.
"Tidak ada komunikasi dengan Ibu Risma. Enggak usah, dari penyataan publik saja saya sudah sampaikan," ucap Ridwan.
Ridwan mengaku kunjungan Oded dan rombongan Disyanjak ke kota Pahlawan sia-sia. "Jadi saya enggak ngerti, hanya menyesalkan saja. Saya tidak mau suudzon, tidak mau berburuk sangka, cuma menyesalkan saja karena faktanya begitu. Sudah jauh-jauh datang sama pak Ema (Disyanjak) ke sana, tidak mendapat hasil," lanjut Ridwan.
Baca Juga: Ditimbang Jadi Cawapres Ganjar Pranowo, Berikut Kelebihan Mahfud MD Dibanding Ridwan Kamil
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial mengaku menerima perlauan kurang baik saat melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Surabaya.
Oded mengatakan, kejadian itu berlangsung pada pekan kemarin. Dia yang datang bersama rombongan pejabat dan staf Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung berniat untuk melakukan studi banding perihal peningkatan pajak.
Namun, setelah sampai di Pemkot Surabaya, Oded dan rombongan malah ditolak oleh anak buah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani.
Baca Juga: Ridwan Kamil Digugat Panji Gumilang, Pemprov Jabar: Ini Kelembagaan, Bukan Pribadi
"Saya sudah di Surabaya, alasannya (penolakannya) tidak ada yang jelas," kata Oded saat ditemui di Hotel Holiday Inn, Bandung, Jalan Ir Djuanda, Rabu (24/2).
Lantaran tak mendapat respons, Oded beserta delapan anak buahnya harus pulang ke Bandung dengan tangan hampa.
"Yang ingin dipelajari berbagai aspek pajak karena kita tahu dapat informasi seperti parkir mereka (Pemkot Surabaya) luar biasa besar pendapatannya. Dari berbagai hal, mereka lebih baik. Kita akui," kata Oded.
Baca Juga: Panji Gumilang Cabut Gugatan pada Mahfud MD, Kini Mau Gugat Ridwan Kamil
Oded menjelaskan, sesuai dengan prosedur, pihaknya sudah lebih dahulu melayangkan surat permohonan kunjungan kerja. Dia pun sempat mendapat balasan surat dari Wali Kota Risma, tetapi hanya berbentuk UMP (untuk menjadi perhatian).
"Surat sudah sampai. Cuma disposisi dari Ibu Wali Kota hanya berbentuk UMP (untuk menjadi perhatian). Itu saja bahasanya sehingga semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tidak ada yang mau menerima kita. Staf kita datang ke sana pagi-pagi duluan ternyata tidak ada yang bisa menerima," ucapnya.
Meski begitu, dia mengaku tak kecewa dengan buruknya pelayanan Pemkot Surabaya. "Tidak kecewa, tidak boleh balas dendam. Arahan saya sudah sampaikan, kita tidak boleh dendam seperti itu. Justru ketika mereka datang ke sini, saya wanti-wanti terima dengan baik," katanya.
Baca Juga: Wapres Sebut Al Zaytun Tak Dibubarkan, Namun akan Dibina
Kicauan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di twitter ditanggapi dingin Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana. Ia menyayangkan sikap Ridwan Kamil yang seharusnya bisa menyikapinya secara negarawan bukan dengan sikap kekanak-kanakan.
"Seharusnya kan bisa disikapi dengan negarawan. Kalau seperti ini kan seperti kekanak-kanakan," kata Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana, Rabu (24/2).
Selain itu kata Whisnu, sebagai kepala daerah bisa langsung melakukan komunikasi langsung tanpa berkicau di media sosial. "Kan bisa langsung telepon ke Bu Risma atau mempertanyakan langsung kenapa tidak bisa?" imbuhnya.
Whisnu yang juga Ketua PDIP Kota Surabaya menegaskan Pemkot Surabaya tidak akan menanggapi serius kicauan Wali Kota Ridwan Kamil dengan mendesak meminta maaf terbuka pada Pemkot Surabaya.
"Bagi saya urusan seperti tidak ngefek gitu lho. Selama tidak langsung berkepentingan masalah kesejahteraan rakyat Surabaya, ya biarkan saja," pungkas Whisnu Sakti.
Sementara pihak Pemerintah Kota Surabaya membantah tudingan Ridwan Kamil. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Surabaya, M Fikser, mengatakan bahwa pihaknya belum menerima surat atau pemberitahuan atau permohonan kunjungan Wakil Wali Kota Bandung. Maka tak tepat jika disebut menolak karena memang belum ada pemberitahuan apa pun.
Fikser memastikan bahwa Pemkot terbuka saja kepada siapa pun yang ingin berkunjung atau studi banding ke Surabaya. “Apalagi kalau tujuannya mau studi banding, dan menimba ilmu, kami pasti dengan senang hati mau menerimanya,” katanya saat dihubungi wartawan.
Dia melanjutkan, jika yang melakukan kunjungan adalah wali kota atau bupati, pasti juga akan diterima wali kota. Selama ini pengajuan atau pemberitahuan studi banding selalu dilakukan antara staf dengan staf. “Tidak mungkin big boss (kepala daerah) dengan big boss (kepala daerah),” ujarnya.
Menurutnya, tidak ada kesalahpahaman antara Pemkot Surabaya dengan Pemkot Bandung. “Bu Risma juga selalu berpesan kepada kami agar kemajuan yang ada di Kota Surabaya selalu dibagi dengan kota atau daerah lainnya yang ada di Indonesia,” katanya.(tic/viv/met/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News